KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karuniaNya, sebab hanya karena anugrah-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen Mata Kuliah Manajemen Perusahaan. Adapun tema yang dipilih oleh penulis adalah Perusahaan Iso dan perusahaan ISO yang dipilih oleh penulis adalah Perusahaan Unilever. Selain itu, penulis juga menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bpk Zulkarnain Ilyas Idris, SE, selaku dosen mata kuliah Study Kelayakan Bisnis yang telah memberikan tugas ini sehingga bisa menambah wawasan penulis dari tugas yang diberikan, serta bersedia meluangkan waktunya untuk memeriksa dan memberikan nilai kepada makalah ini.
2. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam pengerjaan makalah ini.
Penulis juga mengharapkan agar segala daya dan upaya yang telah diberikan dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Namun, penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah ini.
Selamat membaca dan semoga makalah ini berguna bagi para pembaca.
Gorontalo, Oktober 2011
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………….………………………………………………….. 1
1.2 Tujuan …………………………………………………………………………….…… 1
1.3 Pembatasan masalah …………………………………………………………….…….. 2
1.4 Proses Pengumpulan data ……………………………………………………….…….. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Riwayat UNILEVER …………………………………………………………….…… 3
2.2 Standar Sistem Manajemen UNILEVER ………………………………………....….. 6
2.3 Standar Produk UNILEVER ………………………………………………….…...…. 8
2.4 Quality Assurance ……………………………………………………….……...….... 12
2.5 Quality Control ……………………………………………………………………..... 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….………. 13
3.2 Saran ………………………………………………………………………….……... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ISO 9000 hanya merupakan standar manajemen kualitas. Dengan demikian, apabila ada perusahaan yang mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi standar internasional, merupakan hal yang salah dan keliru, karena seharusnya manajemen perusahaan hanya boleh menyatakan bahwa sistem manajemen kualitasnya yang telah memenuhi standar internasional, bukan produk berstandar internasional.
ISO 9000 diterapkan pada manajemen organisasi yang memasok produk, sehingga akan mempengaruhi bagaimana produk itu didesain, di produksi, dirakit, ditawarkan dan lain-lain. Di masa mendatang, ISO 9000 sebagai standar manajemen kualitas global akan diterima di seluruh dunia sebagai suatu referensi untuk penerimaan atau penolakan produk dalam memasuki pasar global. Hal ini menunjukkan bahwa ISO 9000 dapat diterima sebagai sistem manajemen kualitas yang universal dan umum untuk setiap organisasi, juga sebagai alat untuk peningkatan kualitas terus-menerus dan efisiensi organisasi.
1.2 Tujuan
Banyak kalangan masyarakat yang kurang memahami tentang manajemen ISO 9000. Oleh karena itu makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi atau pengetahuan yang lebih luas mengenai ISO 9000, dengan menjelaskan tentang suatu perusahaan yang sistem manejemennya berstandar ISO, sehingga pembaca dapat lebih memahami tentang manajemen ISO.
1.3 Pembatasan masalah
1. Riwayat Perusahaan UNILEVER
2. Standar Sistem Manajemen UNILEVER
3. Standar Produk UNILEVER
4. Quality Assurance UNILEVER
5. Quality Control UNILEVER
1.4 Proses Pengumpulan data
Data-data yang kami susun ini kami peroleh melalui penelusuran internet dan buku-buku tentang manajemen ISO. Semuanya kami rangkum menjadi satu dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Riwayat UNILEVER
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.
Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933. Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.
Kronologi
1920-30 Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers
1933 Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta
1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV – Angke, Jakarta
1941 Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya
1942-46 Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II)
1965-66 Di bawah kendali pemerintah
1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang penanaman modal asing
1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya
1990 Terjun di bisnis the
1992 Membuka pabrik es krim
1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996-98 Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut
1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000 Terjun ke bisnis kecap
2001 Membuka pabrik teh – Cikarang
2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004 Terjun ke bisnis makanan ringan
2005 Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah
1.2 Standar Sistem Manajemen UNILEVER
Standar Sistem manajemen unilever adalah Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikanimbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan lingkungan hidup. Tujuan perusahaan menyebutkan bahwa untuk berhasil diperlukan "standar tertinggi etika perusahaan terhadap setiap karyawan yang bekerja di perusahaan kami, masyarakat sekitar & lingkungan tempat kami melakukan kegiatan usaha."
Selalu bekerja atas dasar integritas
Kami melakukan kegiatan usaha atas dasar integritas dan menghormati setiap orang, perusahaan dan lingkungan tempat kami beroperasi merupakan faktor utama yang menjadi tanggung jawab perusahaan kami.
Komitmen Sinambung
Kami juga berkomitmen untuk secara terus menerus memperbaiki cara kami mengelola dampak lingkungan dan bekerja untuk mencapai tujuan jangka panjang dalam mengembangkan usaha yang berwawasan lingkungan.
Menetapkan Aspirasi Kami
Tujuan perusahaan kami adalah menetapkan aspirasi kami dalam menjalankan usaha. Hal ini didukung oleh aturan asas usaha kami yang menguraikan standar usaha yang ditaati oleh setiap karyawan Unilever, dimanapun mereka berada di seluruh dunia. Aturan tersebut juga mendukung pendekatan kami terhadap tanggung jawab pengawasan dan perusahaan.
Bekerja dengan Orang Lain
Kami bersedia bekerjasama dengan para pemasok yang memiliki nilai kerja yang sama seperti perusahan kami dan bekerja dengan standar yang sama seperti yang kami lakukan. Etika usaha mitra usaha kami, sejalan dengan asas etika usaha kami, terdiri dari sepuluh asas yang mencakup integritas dan tanggung jawab usaha yang terkait dengan para karyawan, konsumen dan lingkungan.
Dalam konteks ini, kita melihat mereka mampu mendesain skema pengembangan karir yang sistematis dan terencana terhadap para manajer mereka – baik yang senior maupun junior. Didukung oleh portfolio produk yang luas, mereka lantas cukup leluasa untuk melakukan rotasi diantara manajernya untuk berpindah dari satu produk (brand) ke lini produk lainnya. Dan disinilah mereka kemudian mampu menempa para manajer mereka secara optimal melalui pergerakan karir yang dinamis – baik secara vertikal, diagonal dan horizontal. Yang lebih elok, mereka tampaknya juga mampu menciptakan proses mentoring secara natural – dimana para manajer yang telah senior secara konstan terus menerus melakukan transfer pengetahuan kepada para juniornya.
Pelajaran kedua yang bisa kita petik adalah ini : Unilever Indonesia memiliki komitmen yang kuat dan bervisi jauh kedepan dalam mendidik dan mengembangkan barisan sumber daya manusianya. Dalam sebuah kesempatan, Direktur SDM Unilever Indonesia Josef Bataona menyebutkan, mayoritas jajaran direksi mereka sekarang adalah para peserta program management trainee (MT) yang telah mereka tempuh puluhan tahun sebelumnya. Program MT Unilever Indonesia memang terkenal bagus, dan pernyataan diatas kian menegaskan reputasi itu. Artinya, mereka benar-benar menjalankan program MT sesuai dengan tujuan dasarnya : yakni mencetak dan menyiapkan para future leaders secara sistematis dan terencana.
1.3 Standar Produk UNILEVER
Iklan adalah kandungan utama dari manajemen promosi yang menggunakan ruang media bayaran untuk menyampaikan pesan, sementara para klien dan praktisi periklanan memandangnya hanya sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan konsumen. Iklan ini merupakan bagian dari bauran promosi, yang terdiri dari pemasaran langsung, PR, promosi penjualan, dan penjualan personal.
Periklanan di indonesia di era globalisasi ini sudah sangat maju. Ini di karenakan periklanan di indonesia sudah bisa ikut meramaikan acara-acara di TV pada khususnya dan juga di media cetak maupun media elektronik lainnya. Sehingga menyebabkan makin banyaknya iklan yang berlomba-lomba membuat dan memasang iklan sebaik-baiknya dan berusaha mengemasnya secantik mungkin agar para konsumen tertarik terhadap produk yang ditawarkan. Selain itu juga peranan merek produk juga sangat berperan penting, karena merek merupakan simbol dari dari sebuah produk yang dipasarkan. Bahkan dalam satu perusahaan terdapat berbagai macam merek yang berbeda-beda. Salah satu perusahaan besar yang memiliki berbagai merek dagang yang sudah dikenal di Indonesia adalah PT. Unilever Indonesia,Tbk.
PT. Unilever Indonesia, Tbk. Yang beroperasi di indonesia sejak tahun 1933, telah tumbuh menjadi perusahaan penyedia consumer product yang mempunyai peran penting di indonesia. Unilever adalah produsen merek-merek terkenal di seluruh dunia yang juga terkenal di tingkat regional dan lokal, antara lain Pepsodent, Lifebuoy, Lux, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Rinso, Molto, Ponds, Blue Band, Royco, Sariwangi, Bango, Taro dan masih banyak lagi. Posisi Unilever yang kuat sebagai pemimpin pasar telah diakui melalui berbagai penghargaan nasional dan regional yang diterima olehperusahaan.
PT. Unilever Indonesia melalui brand-brand nya kembali membuktikan keunggulannya dengan meraih peringkat dalam ”Packaging Consumer Branding Award 2005” yang diselenggarakan oleh Indonesia Brand Identity Summit (IBS) bekerjasama dengan majalah SWA dan MIX.
Berikut adalah peringkat yang diraih oleh brand-brand Unilever dalam setahun Indonesia Packaging Consumer Award 2005:
1. Lifebuoy (bar soap- medical) powerful brand
2. Blue Band (margarine) Outstanding brand in prima level
3. Clear (shampoo) Outstanding brand in prima level
4. Dove (soap bar-cosmetic) Outstanding brand in prima level
5. Lux (soap bar-cosmetic) Outstanding brand in prima level
6. Pepsodent (tooth paste) Outstanding brand in prima level
7. Rinso (deterjent) Outstanding brand in prima level
8. Sariwangi (tea bag) Outstanding brand in prima level
9. Sunsilk (shampoo) Outstanding brand in prima level
10. Wall’s (ice cream) Outstanding brand in prima level
11. Bango (soy sauce) Outstanding brand in standard level
12. Close up (tooth paste) Outstanding brand in standard level
13. Lifebuoy (shampoo) Outstanding brand in standard level
14. Molto (fabric softener) Outstanding brand in standard level
15. Pepsodent (Tooth brush) Outstanding brand in standard level
16. Surf (detergent) Outstanding brand in standard level
17. Superpell (floor cleaner-liquid) Outstanding brand in standard level
18. Surf (detergent) Outstanding brand in standard level
19. Domestos Nomos (insecticide-incense) Acceptable brand in prima level
20. Domestos Wipol (floor cleaner-liquid) Acceptable brand in prima level
21. Huggies (baby diapers) Acceptable brand in prima level
22. Kotex (pantyliners) Acceptable brand in prima level
23. Taro (snack) Acceptable brand in prima level
24. Sunlight (dish washes soap-crème) Acceptable brand in prima level
25. Pepsodent (mouthwash) Acceptable brand in standard level
Dengan diborongnya segudang penghargaan tersebut, maka PT. Unilever Indonesia, Tbk. Kembali membuktikan keunggulan brand-brand nya dengan meraih 10 penghargaan dalam ”Indonesian Best Brands Award 2006” (IBBA) yang diselenggarakan oleh majalah SWA dan MARS. Brand yang memperoleh IBBA 2006 adalah Pond’s-pelembab muka, pond’s pemutih wajah, Lux-sabun mandi cair, Lifebuoy-sabun mandi padat, Sunlight-sabun cuci piring, Rinso-deterjen, dan Sunsilk-shampo. Hampir setiap tahunnya secara konsisten brand-brand Unilever berhasil memenangkan peringkat terbaik untuk berbagai kategori. Hal ini dapat diraih berkat adanya kepercayaan dan loyalitas dari masyarakat terhadap produk-produk Unilever. Sehingga PT. Unilever Indonesia, Tbk. Tetap unggul dalam persaingan serta dapat mempertahankan loyalitas konsumen, unilever juga akan terus mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen, melakukan inovasi dan aktivasi produk, serta terus membangun citra produk. Hal ini merupakan sebagian dari strategi perusahaan untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap brand-brandunilever.
Dengan meraih penghargaan yang begitu banyak, maka perusahaan Unilever semakin dipercaya oleh konumen. Hal ini dikarenakan komunikasi yang di sampaikan melalui iklan di berbagai media cetak maupun elektronik sangat efektif dan langsung mengenai sasaran, selain itu produk yang di tawarkan memiliki arti penting dalam menyampaikan pesan produk Unilever kepada konsumen. Tetapi untuk evaluasi kedepannya PT. Unilever Indonesia, Tbk. Akan melakukan 4 hal demi tetap memiliki citra baik pada konsumenya, antara lain : branding, design, technical printing, dan merchandising. Sehingga dengan cepat hal tersebut dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi produk-produk yang dikeluarkan oleh PT. Unilever.
Selain itu produk yang dikeluarkan oleh Unilever mencakup semua usia, mulai anak-anak sampai orang dewasa semuanya telah diproduksi dan dipasarkan, baik di kalangan nasional maupun internasional. Khusus untuk wilayah internasonal, seperti US ( Uni Soviet ) yang pada saat ini industri advertising mulai menampakkan kejatuhanya, sebab teknologi informasi sudah lekat dalam kehidupan masyarakatnya. Banyaknya iklan yang ditayangkan tidak membawa efek optimal, masyarakat disini sangat kritis dan dalam pengambilan keputusan sangat rasional, sehingga pembelian produk hanya berdasar kebutuhan saja. Malahan iklan-iklan yang bersifat personalized menjadi efektif karena sesuai dengan karakter khalayaknya.
Sedangkan pengaruh terhadap wilayah nasional, seperti Indonesia untuk sementara iklan TV masih dominan dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli barang, karena masyarakatnya banyak yang terlalu gegabah/terlalu cepat dalam pengambilan keputusan. Dan ditunjang oleh faktor imitatif (meniru) yang dilandasi emosional yang kuat sehingga menjadikan iklan di TV menjadi andalan bagi masyarakat indonesia. Hanya saja persoalannya, jumlah stasiun TV di negeri ini yang tumbuh dengan pesat tidak sebanding dengan jumlah iklan yang ada. Sehingga menyebabkan terjadi perebutan tempat iklan yang tidak sehat. Karena memang benar bahwa iklan di media televisi sampai saat sekarang masih tetap berjaya, khususnya di Indonesia. Karena masyarakat di negeri ini masih menjadikan TV sebagai media yang handal untuk mengiklankan berbagai produk yang disiarkan melalui media audio-visual, sehingga dapat berpengaruh untuk membujuk konsumen dalam keputusan membeli barang-barang yang ditawarkan.
1.4 Quality Assurance
1. bahan yang digunakan dapat segera diketahui kerusakannya dalam suatu prosses produksi
2. melakukan penelitian terhadap bahan-bahan yang akan digunakan sebagai bahan kemasan sehingga bahan yang digunakan tidak berbahaya dan mencari materi-materi yang digunakan untuk promosi agar perusahaan melakukan promosi yang maksimal.
3. sekurang-kurangnya dalam sehari melakukan pengawasan terhadap pendistribusian produk dan melakukan pengawasan terhadap penyimpanan produk yang telah diproduksi.
4. melakukan pengawasan terhadap produk makanan yang akan diproduksi, sehingga makanan yang diproduksi tidak menyebabkan gangguan bagi yang mengkonsumsinya.
5. pengelolaan makanan berdasarkan standart mutu gizi dan diproduksi secara higienis agar produk makanan tersebut mempunyai kualitas tersendiri dan mempunyai mutu yang terbaik.
1.5 Quality Control
1. bahan yang digunakan merupakan bahan yang berkualitas baik.
2. produk yang dihasilkan terbuat dari bahan yang terbaik dan perusahaan dapat membuat promosi yang bagus sehinnga produk-produknya dapat dikenal oleh masyarakat.
3. pengiriman barang yang dipesan tepat pada waktunya dan barang-barang yang disimpan tidak mengalami kerusakan.
4. produk yang dihasilkan tepat waktu dengan hasil yang terbaik.
5. makanan yang diproduksi dijamin kebersihannya dan mempunyai mutu/kualitas yang baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ISO 9000 hanya merupakan standar manajemen kualitas. Dengan demikian, apabila ada perusahaan yang mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi standar internasional, merupakan hal yang salah dan keliru, karena seharusnya manajemen perusahaan hanya boleh menyatakan bahwa sistem manajemen kualitasnya yang telah memenuhi standar internasional, bukan produk berstandar internasional.
Standar Sistem manajemen unilever adalah Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikanimbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan lingkungan hidup. Tujuan perusahaan menyebutkan bahwa untuk berhasil diperlukan "standar tertinggi etika perusahaan terhadap setiap karyawan yang bekerja di perusahaan kami, masyarakat sekitar & lingkungan tempat kami melakukan kegiatan usaha."
3.2 Saran
Di dalam persaingan bisnis, sebaiknya perusahaan perlu mempertahankan kualitas produksi agar konsumen mendapatkan sesuatu seperti yang diharapkan. Hal ini dilakukan karena konsumen merupakan salah satu prioritas utama dalam suatu persaingan bisnis.
2 komentar:
izin copi paste broo....
oke silahkan... tapi jangan lupa daftar pustaka masukin alamat web ini...
Posting Komentar
Komentar yang menggunakan Anonymous tidak akan mendapatkan respon.!! thanks..