PRINSIP-PRINSIP EKONOMI DALAM AGRIBISNIS

TEORI PERMINTAAN
Ahli ekonomi mengatakan bahwa permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan dari hubungan antara harga dan jumlah permintaan. Sedangkan jumlah barang yang diminta dimaksudkan sebagai banyaknya permintaan pada suatu tingkat harga tertentu.

Jadi permintaan merupakan keinginan konsumen untuk membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan antara lain :
  1. harga barang itu sendiri
  2. Harga barang lain yang terkait.
  3. Tingkat pendapatan per kapita
  4. Selera atau kebiasaan
  5. Jumlah Penduduk
  6. Perkiraan harga di masa mendatang
  7. Distribusi Pendapatan
  8. Usaha-usaha produsen meningkatkan pendapatan.
Dx = f { Px, Py, Y, T, N }

Hukum permintaan pada hakikatnya menyatakan bahwa makin rendah harga suatu barang, makin banyak permintaan atas barang tersebut ; sebaliknya makin tinggi harga suatu barang makin sedikit permintaan atas barang tersebut.



Teori Penawaran
Dalam analisis ekonomi, jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu, sedangkan penawaran berarti keseluruhan dari kurva penawaran.
Teori Penawaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah :
  1. Harga barang itu sendiri
  2. Harga barang lain yang terkait
  3. Harga faktor produksi
  4. Biaya produksi
  5. Teknologi produksi
  6. Jumlah pedagang
  7. Tujuan perusahaan
  8. Kebijakan pemerintah
Sx = f { Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij }

Hukum penawaran pada dasarnya menyatakan bahwa semakin tinggi harga suatu barang makin banyak jumlah barang tersebut yang akan ditawarkan oleh para penjual, sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh para penjual

Elastisitas
Konsep elastisitas digunakan untuk mengukur sampai Seberapa besar tingkat perubahan jumlah unit barang yang diminta atau tingkat perubahan jumlah unit barang yang ditawarkan sebagai akibat adanya Perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya.

Jenis Elastisitas
Pada hakikatnya elastisitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
  1. Elastisitas Permintaan
  2. Elastisitas Penawaran
Akan tetapi, tidak semua faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan atau penawaran dapat diukur.Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan yang biasa diukur antara lain :

  1. Harga barang yang bersangkutan.
  2. Harga barang lain yang bersangkutan.
  3. Pendapatan konsumen
Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif alam Jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat adanya perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya.
Elastisitas permintaan dibagi tiga, yaitu :
  1. Elastisitas Harga
  2. Elastisitas Silang
  3. Elastisitas Pendapatan
Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan berapa persen jumlah barang yang ditawarkan berubah, apabila harga barang berubah 1% Faktor-faktor yang mempengaruhi Elastisitas Penawaran antara lain sbb :
  1. Jenis produk
  2. Sifat perubahan biaya produksi
  3. Jangka waktu
  4. Tingkat bunga
  5. Upah
  6. Harga bahan baku
Macam-macam Elastisitas
  • Inelastis (Es < 1) B. Elastis (Es > 1)
  • Elastisitas Uniter (Es = 1)
  • Inelastis Sempurna (Es = 0)
  • Elastis sempurna (Es = tdk terhingga)

Analisis Permintaan & Penawaran
Masalah jangka panjang pertanian adalah penurunan peran dan produksi sektor pertanian. Penurunan peranan sektor pertanian tersebut ditimbulkan oleh dua faktor, yaitu :
  1. Permintaan yang lambat perkembangannya
  2. Kemajuan teknologi di sektor pertanian yang memungkinkan peningkatan produktivitas yang tinggi.
Dalam jangka pendek harga hasil pertanian cenderung mengalami fluktuasi yang sangat besar. Harga mencapai tingkat yang tinggi pada suatu saat dan mengalami kemerosotan yang tajam pada saat berikutnya.
Ketidakstabilan harga tersebut dalam jangka pendek disebabkan oleh :
  1. Fluktuasi Permintaan
  2. Fluktuasi Penawaran

KELEMBAGAAN AGRIBISNIS

Kelembagaan ialah sekumpulan jaringan dan relasi sosial yg melibatkan orang, memiliki tujuan tertentu, memiliki norma, serta memiliki struktur. Kelembagaan mengandung dua aspek yakni ”aspek kultural” dan ”aspek struktural”. Aspek kultural terdiri dari hal-hal yang lebih abstrak yang menentukan “jiwa” suatu kelembagaan yaitu nilai, norma, dan aturan, kepercayaan, moral, ide, gagasan, doktrin, keinginan, kebutuhan, orientasi, dan lain-lain Sementara, aspek struktural lebih statis, yang berisi struktur, peran, hubungan antar peran, integrasi antar bagian, struktur umum, struktur kewenangan, hubungan kegiatan dengan tujuan, aspek solidaritas, keanggotaan, profil, kekuasaan, dan lain-lain.

Pada prinsipnya suatu relasi sosial dapat dikatakan kelembagaan apabila memiliki empat komponen :
  1. Komponen orang/person
  2. Komponen Kepentingan
  3. Komponen aturan
  4. Komponen struktur.

Pembagian Kelembagaan
Kelembagaan Usaha Tani umumnya terdiri dari :
  1. Rumah Tangga Petani
  2. Kelompok Petani
  3. Perusahaan Budidaya
Kelembagaan Pasca panen umunya terdiri dari :
  1. Jasa Pengolahan hasil
  2. Usaha Agroindustri

Kelembagaan Pemasaran Hasil terdiri dari :
  1. Kelembagaan pemasaran di lokasi
  2. Kelembagaan pemasaran di luar wilayah
Kelembagaan Penunjang umumnya terdiri dari :
  1. Kelembagaan Permodalan
  2. Kelembagaan Penyuluh pertanian
Prinsip Dasar Penumbuhan Kelembagaan
  1. Prinsip bertolak atas kenyataan yang ada (existing condition). Tiap masyarakat memiliki sejarahnya sendiri. Kondisi yang ada harus menjadi dasar pengembangan.
  2. Prinsip kebutuhan. Pertanyaan yang harus dijawab adalah: apakah memang perlu sebuah lembaga? Apakah, masyarakat memang sungguh-sungguh membutuhkan? Apakah itu lebih ekonomis? Jika tidak perlu, mungkin dapat disatukan dengan lembaga lain.
  3. Prinsip berpikir dalam kesisteman. Selalulah mengimajinasikan sistem ”laboratorium agribisnis” secara keseluruhan. Apapun kelembagaan yang dibangun di dalamnya mestilah didasarkan kepada analisa sistem tersebut. Jangan berpikir parsial dan temporal.
  4. Prinsip partisipatif. Pembentukan kelembagaan yang didasarkan atas keinginan dan kesadaran sendiri tentu akan menumbuhkan rasa memiliki yang sesungguhnya..
  5. Prinsip efektifitas. Kelembagaan hanyalah alat, bukan tujuan. Jadi, berpikirlah pada hasil akhir. Membangun kelembagaan (baru atau revitalisasi yang lama) harus dapat diposisikan sebagai salah satu langkah menuju tujuan tersebut.
  6. Prinsip efisiensi. Pertimbangan dalam memilih kelembagaan adalah keefisienan. Apakah dengan membentuk satu lembaga baru akan lebih murah, lebih mudah, dan lebih sederhana?
  7. Prinsip fleksibilitas. Tidak ada acuan baku. Bagaimana kelembagaan akan dibentuk harus sesuai dengan sumberdaya yang ada, kondisi yang dihadapi, keinginan dan kebutuhan petani, serta kemampuan petugas pelaksana.
  8. Prinsip orientasi pada nilai tambah atau keuntungan. Opsi yang dipilih adalah yang mampu memberikan nilai tambah atau keuntungan paling besar bagi seluruh pelaku agribisnis yang terlibat, terutama pelaku di pedesaan.
  9. Prinsip desentralisasi. Setiap sel dalam sistem harus mampu beroperasi dengan kewenangan cukup, sehingga kreatifitasnya dapat berkembang optimal.
  10. Prinsip keberlanjutan. Pada akhirnya model harus mampu membangun kekuatannya sendiri dari dalam. Ia akan tetap mampu beroperasi, meskipun input atau dukungan dari luar berkurang.
Mengacu pada 10 prinsip dasar di atas maka penumbuhan Kelembagaan memiliki dua sifat yaitu:
  • penumbuhan elemen kelembagaan tidak harus sama di setiap lokasi, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan, kapasitas sumberdaya dan budaya setempat
  • elemen lembaga yang dikembangkan tidak harus bentukan baru tetapi dapat merupakan pengembangan dari elemen lembaga yang sudah ada.
Pengertian Badan Usaha
Suatu unit kegiatan produksi yang mengelolah sumber-sumber ekonomi atau faktor produksi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat.

Badan Usaha Menurut Lapangan Usahanya
  1. Badan Usaha Pertanian. Yaitu badan usaha yang bergerak di bidang pengelolaan tanah, misalnya pertanian, perkebunan, peternakan
  2. Badan Usaha Perdagangan, yaitu badan usaha yang bergerak di bidang pembelian barang untuk dijual kembali, tanpa mengubah sifat dan bentuk barang.
  3. Badan Usaha Industri, yaitu badan usaha yang bergerak di bidang pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi/stengah jadi.
  4. Badan Usaha Ekstraktif, yaitu Badan usaha yang usahanya menggali, mengambil, atau mengumpulkan kekayaan alam, seperti penambangan pasir, penebangan hutan.
  5. Badan Usaha Jasa, yaitu badan usaha yang usahanya memberikan atau menyewakan jasa kepada orang lain. Misal perusahaan transportasi, asuransi, bank.

POTENSI DAN KENDALA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS

Pembangunan Ekonomi yang berubah
Pertanian Primer Industrialisasi
(on farm Agribisnis) (Agroindustri)

Perubahan tersebut ditandai dengan ciri-ciri:
  1. Berubahnya orientasi kegiatan ekonomi dari orientasi peningkatan produksi kepada orientasi pasar
  2. Berkembangnya kegiatan ekonomi yang mengelola dan memperdagangkan produk dan hasil usahatani di pasar domestik maupun pasar internasional.
  3. Makin kuatnya keterkaitan antara kegiatan produksi dan perdagangan usahatani dengan kegiatan pengolahan hasil dgn konsumen
  4. Perubahan penggerak utama ekonomi berbasis sumberdaya hayati dari sebelumnya motor penggeraknya adalah usahatani beralih ke industri pengolahan hasil usaha tani (agribisnis hilir)
Agribisnis di Indonesia
Secara umum Agribisnis di indonesia dipengaruhi oleh 2 faktor :
  1. Faktor Internal Dalam negeri.
  2. Faktor Eksternal Luar Negeri.
Hal ini ditunjang dengan adanya :

  1. Produksi dan konsumsi
  2. Permintaan dan Penawaran
Dari Sisi Penawaran
  1. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati (Biodiversity) baik di daratan maupun di lautan. Sekitar 80% gen keanekaragaman hayati dunia di Indonesia, Brazil dan Zaire. Dengan kekayaan tersebut dapat menghasilkan banyak komoditas agribisnis.
  2. Indonesia memiliki komoditas perkebunan dimana beberapa komoditas yg ada, Indonesia diperkirakan menjadi produsen terbesar dunia pada komoditas minyak kelapa sejak 1995, kemudian produsen terbesar komoditas minyak sawit, dan menjadi produsen karet terbesar di dunia.
  3. Indonesia memiliki sumber daya perikanan berupa sumber daya perairan seluas 5-7 km2 dan garis pantai 91.000 km yg terpanjang di dunia terdapat 17 wilayah penangkapan ikan, 14 diantaranya untuk penangkapan berlebih, sedangkan 3 wilayah tergolong daerah tingkat penangkapan rendah, sehingga bagus untuk pengembangan agribisnis.
Dari Sisi Permintaan
  1. Konsumsi perkapita produk agribisnis di indonesia masih tergolong rendah, selain konsumsi bahan pokok. Rendahnya konsumsi ini disebabkan masih rendahnya pendapatan per kapita masy. Tapi di masa mendatang pendapatan perkapita diperkirakan di atas $ 2500, sehingga akan meningkatkan konsumsi produk agribisnis. Dengan jumlah penduduk 220 juta merupakan pasar agribisnis yang sangat besar.
  2. Di pasar internasional peluang agribisnis cukup besar. Ada dua fenomena yg menyebabkan meningkatnya pasar agribisnis pada pasar internasional : Liberalisasi perdagangan dunia, penghapusan kebijakan proteksi seperti tarif, subsidi dan berbagai nontarif barrier perdagangan produk agribisnis.
Tantangan Agribisnis
Globalisasi Perdagangan
  1. Brg harus berdaya saing (mutu)
  2. Penghapusan subsidi
  3. Penghapusan tarif
  4. Market Oriented (orientasi Pasar)
Kondisi Dalam negeri
  1. Kurangnya SDM
  2. Penggunan Teknologi yang minim
  3. Subsidi faktor produksi dihapus (pupuk)
  4. Orientasi produksi & konsumsi
Kendala Agrisbisnis
  1. Resiko Usaha yang tinggi.
  2. Penguasaan teknologi
  3. Kesenjangan dalam pertumbuhan
  4. Inovasi kelembagaan
  5. Langkahnya wirausahawan agribisnis
  6. Perubahan Iklim global (global warming, menipisnya lapisan ozon)
  7. Krisis pangan dunia.
Potensi
  1. Sumber daya alam yg melimpah
  2. Sebagian besar masy bergantung pada produk pertanian.
  3. Penyedia terbesar komoditas ekspor pangan.
  4. Penyumbang pendapatan/devisa negara
Kelemahan
  1. Minim penggunaan teknologi
  2. SDM ahli yang terbatas.
  3. Pengembangan agribisnis yang tidak merata.
  4. Kebijakan yg tidak berbasis pertanian tapi lebih ke industri & jasa.
Peluang
  1. Sebagian besar produk agribisnis adalah komoditas ekspor.
  2. Indonesia sebagai pasar komoditas pertanian yang besar
Ancaman
  1. Perubahan iklim global.
  2. Produk luar negeri yang berdaya saing
  3. Produk luar lebih murah.

Perkembangan Dan Peran Agribisnis Di Indonesia

Agribisnis di Indonesia
Kegiatan agribisnis telah ada sejak sebelum adanya Pembangunan Jangka Panjang (PJP) I. Akan tetapi kegiatan utamanya adalah Agribisnis Usahatani yg lebih dikenal dgn istilah pertanian.
Dalam PJP I, kegiatan Pertanian semakin maju sehingga mampu mendorong agroindustri dan perdagangan. Hal ini seolah-olah agroindustri dan perdagangan menyesuaikan diri dgn pertanian. Dalam PJP ini, Ujung tombak pengembangan agribisnis adalah usahatani
Sedangkan dalam PJP II ujung tombaknya non usahatani, yaitu agroindustri dan perdagangan. Pada saat sekarang posisi antara usahatani dan non usahatani seimbang (50%, 50%). Jadi, agroindustri dan perdagangan sbg ujung tombak pengembangan agribisnis masih dlm tahap belajar.

Kegiatan pertanian pada PJP I lebih menekankan untuk menjual dan memproses apa yg dihasilkan.. Jadi, hanya produksi yg dikembangkan. Pada PJP II kegiatannya produksi untuk dpt dijual, Yaitu produksinya menyesuaikan dgn permintaan Industri dan agroindustri.
Perkembangan Agribisnis
Pembangunan sistem Agribisnis bukan saja sebagai pendekatan baru pembangunan, tetapi perlu dijadikan penggerak utama (grand strategy) Pembangunan Indonesia secara keseluruhan. Hal ini didasarkan Karena alasan berikut :
  1. Amanat Konstitusi dan landasan politis
  2. Sektor Pertanian memberi sumbangan yg besar pd PDB
  3. Sektor Pertanian merupakan sebagian besar mata pencaharian penduduk indonesia.
  4. Sektor Pertanian mampu menyediakan keragaman menu pangan sehingga mempengaruhi konsumsi & gizi masy.
  5. Sektor Pertanian mampu mendukung sektor industri
  6. Sektor Pertanian merupakan salah satu penyumbang Devisa
Fase perkembangan Agribisnis

  • Faze Konsolidasi (1967-1978) Pada fase ini sektor pertanian tumbuh 3,39%, lebih banyak disebabkan kinerja subsektor tanaman pangan dan perkebunan yg tumbuh 3,58% dan 4,53%. Tiga kebijakan yg penting pada fase ini adalah (Intensifikasi) ialah penggunaan teknologi, (Ekstensifikasi) atau perluasan area yg mengkoversi hutan tdk produktif, (Diversifikasi) adalah penganekaragaman usaha agribisnis untuk menambah pendapatan rumah tangga petani.
  • Fase Tumbuh Tinggi (1978-1986) Pada periode ini perkembangan agribisnis sektor pertanian tumbuh lebih dari 5,7 %. Peningkatan produksi pangan, perkebunan, perikanan, peternakan hampir mencapai angka produksi 6,8 % dan puncaknya mencapai swasembada pangan.
  • Fase Tumbuh Tinggi (1978-1986) Pada periode ini perkembangan agribisnis sektor pertanian tumbuh lebih dari 5,7 %. Peningkatan produksi pangan, perkebunan, perikanan, peternakan hampir mencapai angka produksi 6,8 % dan puncaknya mencapai swasembada pangan.
  • Fase Dekonstruksi (1986-1997) Pada fase ini sektor pertanian mengalami kontraksi pertumbuhan di bawah 3,4 % pertahun, berbeda dgn tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena mengalami pengacuhan oleh perumusan kebijakan akibat anggapan keberhasilan swasembada pangan telah menimbulkan persepsi pengembangan agribisnis akan bergulir dengan sendirinya.
  • Fase Krisis (1997-2001) Meskipun sektor pertanian menjadi penyelamat ekonomi indonesia karena limpahan lonjakan nilai tukar dollar yg dinikmati komoditas ekspor sektor pertanian terutaman perkebunan & perikanan. Daya tahan sektor pertanian tdk cukup kuat karena harus menanggung dampak krisis untuk menyerap limpahan tenaga kerja sektor informal dan perkotaan.
  • Fase Desentralisasi (2001-sekarang) Transisi politik dan periode Desentralisasi ekonomi menimbulkan banyaknya perda dan terlalu banyaknya penyimpangan administratif/korupsi yang terjadi di daerah dan banyaknya biaya tambahan dalam berhubungan dgn birokrasi pemerintahan (survey LPEM-FEUI).
Peran Agribisnis Dalam Era Pembangunan
Memberikan sumbangan yang nyata sistem Agribisnis bagi perekonomian Indonesia dalam bentuk :
  1. Hasil Produksi Pertanian.
  2. Pasar.
  3. Faktor Produksi.
  4. Kesempatan Kerja
  5. Sumbangan hasil produksi : Swasembada Beras sejak tahun 1984.
  6. Sumbangan pasar : Besarnya pangsa pasar domestik yang mendukung daya beli masy. Pedesaan.
  7. Sumbangan Faktor Produksi : penyediaan tenaga kerja, modal, bahan baku industri.
  8. Sumbangan kesempatan kerja : tingginya daya serap tenaga kerja.
  9. Pada akhir PJP II, diharapkan transformasi struktur agribisnis, dari on-farm activities menjadi off-farm activities
  10. Transformasi ekonomi dari basis pertanian ke ekonomi basis industri menempatkan Indonesia menjadi negara bercorak agribisnis (agro-base industry: industri minyak sawit, industri kayu lapis dan sejenisnya).
  11. Peran agribisnis di masa datang tetap penting sbg penyedia pendapatan nasional & lapangan kerja.
Pengembangan Agribisnis
  • Kegiatan agribisnis strategis bagi rakyat untuk memenuhi kebutuhan pangan, pakaian.
  • Produk Agribisnis sulit di substitusi oleh produk lain.
  • Bila tergantung pada impor agribisnis negara lain, maka negara akan lumpuh.
Kegiatan Agribisnis berkaitan dengan isu pokok :
  • Masalah Lingkungan hidup
  • Peningkatan dan pemerataan pendapatan
  • Kesempatan kerja.
  • Pengembangan sistem agribisnis menjadi tuntutan logis dalam perkembangan keadaan perekonomian.
Perkembangan permintaan terhadap produk pertanian tidak hanya dalam jumlah, tapi juga dalam hal :
  • Keragaman jenis
  • Peningkatan mutu
  • Kontinuitas jumlah
  • Kesesuaian tempat
  • Kemasan
  • Pengangkutan
  • Mekanisme Pemasaran
  • Kesesuaian Waktu

Sistem Manajemen Agribisnis

Sistem adalah seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan, sehingga membentuk totalitas.
Contoh : di dalam tubuh manusia terdapat organ-organ tubuh, antara lain hati, paru-paru, jantung, ginjal, otak usus, dll. Setiap organ memiliki fungsi yg berbeda, namun memiliki saling ketergantungan. Bila terdapat salah satu organ yg rusak, maka fungsi tubuh secara keseluruhan menjadi terganggu.
Contoh : Mobil yg merupakan rangkaian komponen dari mesin, karburator, dynamo, radiator dan memiliki fungsi yg berbeda.
Pengertian Sistem Agribisnis
Agribisnis sbg suatu sistem adalah agribisnis merupakan seperangkat unsur yg secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
Dapat disimpulkan bahwa agribisnis terdiri dari berbagai subsistem yang tergabung dalam rangkaian interaksi dan terorganisir dalam suatu totalitas.
Pembagian Sub Sistem Agribisnis

A. Sub sistem Agribisnis Hulu
Industri yg menghasilkan sarana produksi (input) pertanian seperti industri Agro Kimia (pupuk, pestisida, obat-obatan hewan). Industri Agro Otomotif (alat dan mesin pertanian, alat dan mesin pegolahan hasil pertanian) dan Industri pembibitan/pembenihan tanaman/hewan.

B. Sub Sistem Produksi Pertanian/Usaha Tani
Usaha tani yg meliputi budidaya pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan perkebunan

C. Sub Sistem Pengolahan Hasil Pertanian
Kegiatan industri yg mengolah hasil pertanian menjadi produk olahan baik produk antara maupun produk akhir. Dan menyangkut keseluruhan kegiatan mulai dari penanganan pasca panen produk pertanian sampai pada tingkat pengolahan lanjutan dengan maksud untuk menambah value added (nilai tambah) dari produksi primer tersebut.

D. Sub Sistem Pemasaran
Kegiatan ekonomi yg berkaitan dgn kegiatan distribusi, promosi, informasi pasar, kebijakan perdagangan dan struktur pasar.

E. Sub Sistem Kelembagaan Penunjang
Kegiatan ekonomi yg menyediakan jasa atau layanan yg diperlukan untuk memperlancar pengembangan bisnis. Seperti Lembaga perkreditan, asuransi, penelitian, pengembangan, pendidikan, dan penyuluhan, serta transportasi dan pergudangan

On farm activities (Usaha Tani) : Budidaya Pertanian.
Off farm activities (Luar Usaha Tani) :
 Pengadaan sarana produksi
 Agroindustri Pertanian
 Pemasaran dan Jasa-jasa Penunjang

Agribisnis dalam Industrialisasi Pertanian
Beberapa Pendapat ttg Industrialisasi Pertanian
Tambunan & Priyanto (2005) : bahwa industrialisasi Di indonesia selalu dimulai dr industri besar, dan krg memperhatikan usaha kecil. Akibatnya saat ini indonesia belum menunjukkan tanda” sbg Negara industri yg mandiri.
Pengalaman negara” maju di eropa dan jepang menunjukkan bhw mereka memulai industrialisasi bersamaan dgn pembangunan sektor pertanian. Contoh revolusi industri di inggris di awali dgn revolusi pertanian yg terjadi melalui introduksi teknologi turnip.
Contoh Industrialisasi di jepang berlangsung bersamaan dgn revolusi pertanian yg terjadi melalui reformasi Agraria (restorasi Meiji)
Simatupang & Syafaat (2000) : salah satu penyebab krisis ekonomi di indonesia adalah krn kesalahan industrialisasi yg tidak berbasis pd pertanian. Selama krisis jg terbukti sektor pertanian masih mampu mengalami laju pertumbuhan yg positif
Peluang Sektor Pertanian dalam proses Industrialisasi

Beberapa Alasannya (Tambunan, 2001):
  1. Sektor pertanian yg kuat berarti ketahanan pangan terjamin dan merupakan salah satu prasyarat penting agar proses industrialisasi pertanian pada khususnya dan pembangunan ekonomi pada umumnya bisa berlangsung dgn baik. Ketahanan pangan berarti tidak ada kelaparan dan ini menjamin kestabilan sosial politik.
  2. Dari permintaan agregat, pembangunan sektor pertanian yg kuat membuat tingkat pendapatan riil per kapita di sektor tersebut tinggi yg merupakan salah satu sumber permintaan thdp brg” nonfood, khususnya manufaktur (keterkaitan konsumsi atau pendapatan)
  3. Dari sisi Penawaran, sektor pertanian merupakan salah satu sumber input bagi sektor sektor industri pertanian yg mana indonesia memiliki keunggulan komparatif, misalnya industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian jadi, industri kulit
Pertimbangan Akselerasi Sektor Pertanian
  1. Sektor pertanian masih tetap sebagai penyerap tenaga kerja , sehingga akselerasi pembangunan sektor pertanian akan membantu mengatasi masalah pengangguran.
  2. Sektor pertanian merupakan penopang utama perekonomian desa dimana sebagian besar penduduk berada. Oleh karena itu, akselerasi pembangunan pertanian paling tepat untuk mendorong perekonomian desa dalam rangka meningkatkan pendapatan sebagian besar penduduk indonesia sekaligus pengentasan kemiskinan.
  3. Sektor pertanian sebagai penghasil makanan produk penduduk, sehingga dengan akselerasi pembangunan pertanian maka penyediaan pangan dapat terjamin.
  4. Harga produk pertanian memiliki bobot yg besar dlm indeks harga konsumen, sehingga dinamikanya amat berpengaruh terhadap laju inflasi.
  5. Akselerasi pertanian dalam rangka mendorong ekspor dan mengurangi impor produk pertanian, sehingga dalam hal ini dapat membantu menjaga keseimbangan neraca pembayaran.
  6. Akselerasi pembangunan pertanian mampu meningkatkan kinerja sektor Industri. Hal ini karena terdapat keterkaitan yg erat antara sektor pertanian dgn sektor industri yg meliputi keterkaitan produk, konsumsi dan investasi
Karena:
Kabinet Indonesia bersatu menetapkan Program Pembangunan dgn Strategi 3 jalur (triple track strategy) sbg manifestasi Pembangunan yg lebih Pro-Growth, Pro-Employment dan Pro-Poor.
1. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di atas 6,5 % melalui percepatan investasi dan ekspor.
2. Pembenahan sektor riil u/ mampu menyerap tambahan angkatan kerja dan menciptakan lapangan kerja baru.
3. Revitalisasi Pertanian dan Pedesaan untuk berkontribusi pada pengentasan kemiskinan.

Manajemen Stres (makalah)

BAB I
PENDAHULUAH
Hingga saat ini, Anda telah menyelesaikan hampir semua materi Manajemen Diri dalam belajar. Barangkali kita bisa sependapat bahwa dunia kemahasiswaan merupakan kehidupan yang penuh daya tarik dan tantangan, Suatu kehidupan yang perlu dijalani berbeda dari saat kita di Sekolah Lanjutan dimana segala sesuatunya lebih terstruktur dan teratur. Secara umum, dari sudut perkembangan manusia, mahasiswa berada pada usia persiapan karir dan secara mental sedang didera pertanyaan hakiki mengenai identitas diri ~ ‘Siapa saya/? ‘ Upaya menjawab pertanyaan ini, banyak dipengaruhi oleh ‘perjumpaan sosial’ ~ social encounter sehari-hari di pergaulan kampus, baik dalam konteks akademik, maupun non-akademik.
Memahami kondisi kehidupan kemahasiswaan sebagaimana diuraikan di atas, maka tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa pada hakikatnya ajakkan hidup kemahasiswaan penuh dinamik, ragam tantangan, indah tetapi juga mengandung cekaman ~ stress. Oleh karena itu, materi manajemen stress dimasukkan kedalam paket BSS, agar mahasiswa dapat mengatasi berbagai cekaman yang dihadapinya, dan dengan demikian dapat menikmati hidup dengan lebih meng-asyikan dan berdaya-guna.
Dalam rangka memenuhi sasaran demikian, maka sejumlah pertanyaan muncul, antara lain : Apa sebenarnya yang dimaksud dengan STRESS? Apa pula STRESSOR? Siapa yang mengalami stress? Apa indikasi atau gejalanya? Bagaimana mekanismenya? Apa dampak yang akan dialami apabila sress tersebut tidak ditangani? Bagaimana menanganinya? Secara khusus bagaimana menangani stress yang selalu ada mengiringi evaluasi/ujian, dst




.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Stress
Manajemen Stres – Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang (Handoko, 1997:200). Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.
Sebagai hasilnya, pada diri para karyawan berkembang berbagai macam gejala Stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Stres dapat juga membantu atau fungsional, tetapi juga dapat berperan salah atau merusak prestasi kerja. Secara sederhana hal ini berarti bahwa Stres mempunyai potensi untuk mendorong atau mengganggu pelaksanaan kerja, tergantung seberapa besar tingkat Stres yang dialami oleh karyawan tersebut (Handoko, 1997:201-202).
Adapun menurut Robbins (2001:563) Stres juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.
Dan apabila pengertian Stres dikaitkan dengan penelitian ini maka Stres itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Jadi, Stres dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi positif dan negatif tergantung dari sudut pandang mana seseorang atau karyawan tersebut dapat mengatasi tiap kondisi yang menekannya untuk dapat dijadikan acuan sebagai tantangan kerja yang akan memberikan hasil yang baik atau sebaliknya.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres
Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan Stres disebut Stressors. Meskipun Stres dapat diakibatkan oleh hanya satu Stressors, biasanya karyawan mengalami Stres karena kombinasi Stressors.
Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya Stres yaitu :


1. Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan.
Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan Stres bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman terkena Stres. Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap teknologi akan membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya teknologi yang digunakannya.
2. Faktor Organisasi
Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan Stres yaitu role demands, interpersonal demands, organizational structure dan organizational leadership. Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Role Demands
Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi akan mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir yang ingin dicapai bersama dalam suatu organisasi tersebut.
b. Interpersonal Demands
Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lainnya dalam organisasi. Hubungan komunikasi yang tidak jelas antara karyawan satu dengan karyawan lainnya akan dapat menyeba bkan komunikasi yang tidak sehat. Sehingga pemenuhan kebutuhan dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan menghambat perkembangan sikap dan pemikiran antara karyawan yang satu dengan karyawan lainnya.
c. Organizational Structure
Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana keputusan tersebut dibuat dan jika terjadi ketidak jelasan dalam struktur pembuat keputusan atau peraturan maka akan dapat mempengaruhi kinerja seorang karyawan dalam organisasi.
d. Organizational Leadership
Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang pimpinan dalam suatu organisasi. Karakteristik pemimpin menurut The Michigan group (Robbins, 2001:316) dibagi dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau menekankan pada hubungan yang secara langsung antara pemimpin dengan karyawannya serta karakteristik pemimpin yang hanya mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan saja.
Empat faktor organisasi di atas juga akan menjadi batasan dalam mengukur tingginya tingkat Stres. Pengertian dari tingkat Stres itu sendiri adalah muncul dari adanya kondisi-kondisi suatu pekerjaan atau masalah yang timbul yang tidak diinginkan oleh individu dalam mencapai suatu kesempatan, batasan-batasan, atau permintaan-permintaan dimana semuanya itu berhubungan dengan keinginannya dan dimana hasilnya diterima sebagai sesuatu yang tidak pasti tapi penting (Robbins, 2001:563).

3. Faktor Individu
Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan masalah ekonomi tergantung dari bagaimana seseorang tersebut dapat menghasilkan penghasilan yang cukup bagi kebutuhan keluarga serta dapat menjalankan keuangan tersebut dengan seperlunya.
Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat menimbulkan Stres terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sehingga untuk itu, gejala Stres yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan harus diatur dengan benar dalam kepribadian seseorang.
Sehingga dapat digambarkan
C. Cara Menanggulangi Stres
Karena Gejala-gejala stres mencakup mental, sosial dan fisik. Hal-hal ini meliputi kelelahan, kehilangan atau meningkatnya napsu makan, sakit kepala, sering menangis, sulit tidur dan tidur berlebihan. Melepaskan diri dari alkohol, narkoba, atau perilaku kompulsif lainnya sering merupakan indikasi-indikasi dari gelaja stres. Perasaan was-was, frustrasi, atau kelesuan dapat muncul bersamaan dengan stres.
Berikut cara Strategi Pencegahan terhadap stres :
Untuk mencegah mengalami stress, setidaknya ada 3 lapis.
1. Lapis pertama ~ primary prevention
Dengan cara merubah cara kita melaku kan sesuatu. Untuk keperluan ini kita perlu memiliki skills yang relevan, misal-nya : skill mengatur waktu, skill menyalurkan, skill mendelegasikan, skill mengorganisasikan, menata, dst.


2. Lapis kedua ~ Secondary prevention
strateginya kita menyiapkan diri menghadapi stressor, dengan cara exercise, diet, rekreasi, istirahat , meditasi, dst.
3. Lapis ketiga ~ Tertiary prevention
Strateginya kita menangani dampak stress yang terlanjur ada, kalau diperlukan meminta bantuan jaringan supportive ( social-network) ataupun bantuan profesional.

D. Indikasi/gejala stress
Bagaimana kita mengetahui apakah kita berada dalam keadaan stress atau tidak ? Apa gejalanya? Ada sejumlah gejala yang bisa diditeksi secara mudah yaitu :
1. gejala fisiologik , antara lain : denyut jantung bertambah cepat , banyak berkeringat (terutama keringat dingin), pernafasan terganggu, otot terasa tegang, sering ingin buang air kecil, sulit tidur, gangguan lambung, dst
2. gejala psikologik , antara lain : resah, sering merasa bingung, sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan, tidak enak perasaan, atau perasaan kewalahan ( exhausted) dsb
3. Tingkah laku, antara lain : berbicara cepat sekali, menggigit kuku, menggoyang-goyangkan kaki, ticks, Gemetaran, berubah nafsu makan ( bertambah atau berkurang).

E. Dampak akibat stress
Apakah dampak stress? Sebagaimana terlihat pada diagram 01, dampak stress dibedakan dalam 3 kategori, dampak Fisiologik, dampak psikologik dan dampak perilaku~ behavioral

1. Dampak Fisiologik :
Secara umum orang yang mengalami stress mengalami sejumlah gangguan fisik seperti : mudah masuk angin, mudah pening-pening, kejang otot (kram), mengalami kegemukan atau menjadi kurus yang tidak dapat dijelaskan, juga bisa menderita penyakit yang lebih serius seperti cardiovasculer, hypertensi, dst.

2. Dampak Psikologik:
Adapun dampak psikologik antara lain:
a. Keletihan emosi, jenuh, penghayatan ini merupakan tanda pertama dan punya peran sentral bagi terjadinya ‘burn – out’
b. Terjadi ‘depersonalisasi’ ; Dalam keadaan stress berkepanjangan, seiring dengan kewalahan /keletihan emosi, kita dapat melihat ada kecenderungan yang bersangkutan memperlakuan orang lain sebagai ‘sesuatu’ ketimbang ‘sesorang’
c. Pencapaian pribadi yang bersangkutan menurun, sehingga berakibat pula menurunnya rasa kompeten & rasa sukses
3. Dampak Perilaku
Dampak perilaku seperti:
a. Manakala stress menjadi distress, prestasi belajar menurun dan sering terjadi tingkah laku yang tidak berterima oleh masyarakat
b. Level stress yang cukup tinggi berdampak negative pada kemampuan mengingat informasi, mengambil keputusan, mengambil langkah tepat.
c. Mahasiswa yang ‘over-stressed’ ~ stress berat seringkali banyak membolos atau tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.

Sistem Ekonomi Indonesia


Sistem Ekonomi
1. Macam-Macam Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi yang dianut berbagai negara merupakan hasil perkembangan sejarah serta tanggapan suatu bangsa atas pergolakan zaman. Secara umum sistem ekonomi dalam perekonomian suatu negara dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sistem ekonomi liberal, sistem ekonomi sosialis, dan sistem ekonomi campuran.
a. Sistem Ekonomi Liberal
Sistem ekonomi liberal disebut juga sistem ekonomi pasar bebas atau sistem ekonomi laissez faire. Sistem ekonomi liberal adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan sepenuhnya dalam segala bidang perekonomian kepada masing-masing individu untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Filsafat atau ideologi yang menjadi landasan kepada sistem ekonomi liberal adalah bahwa setiap unit pelaku kegiatan ekonomi diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang akan memberikan keuntungan kepada dirinya, maka pada waktu yang sama masyarakat akan memperoleh keuntungan juga. Dengan demikian setiap orang akan bebas bersaing dengan orang lain dalam bidang ekonomi. Adam Smith dalam bukunya yang berjudul The Wealth of Nation (1776) juga menunjukkan bahwa kebebasan berusaha didorong oleh kepentingan ekonomi pribadi merupakan pendorong kuat menuju kemakmuran bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pasar bebas ini dapat menciptakan efisiensi yang cukup tinggi dalam mengatur kegiatan perekonomian. Mungkin kalian akan bertanya, bagaimanakah peran pemerintah dalam sistem ekonomi liberal? Pemerintah sama sekali tidak campur tangan dan tidak pula berusaha memengaruhi kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat. Seluruh sumber daya yang tersedia dimiliki dan dikuasai oleh anggota-anggota masyarakat dan mereka mempunyai kebebasan penuh untuk menentukan bagaimana sumber-sumber daya tersebut akan digunakan.

Kelebihan system ekonomi liberal:
1. Setiap individu diberi kebebasan memiliki kekayaan dan sumber daya produksi.
2. Individu bebas memilih lapangan pekerjaan dan bidang usaha sendiri.
3. Adanya persaingan menyebabkan kreativitas dari setiap individu dapat berkembang.
4. Produksi barang dan jasa didasarkan pada kebutuhan masyarakat.
Kekurangan sistem ekonomi liberal
1. Muncul kesenjangan yang besar antara yang kaya dan miskin.
2. Mengakibatkan munculnya monopoli dalam masyarakat.
3. Kebebasan mudah disalahgunakan oleh yang kuat untuk memeras pihak yang lemah.
4. Sulit terjadi pemerataan pendapatan.
b. Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis disebut juga sistem ekonomi terpusat. Mengapa disebut terpusat? Karena segala sesuatunya harus diatur oleh negara, dan dikomandokan dari pusat. Pemerintahlah yang menguasai seluruh kegiatan ekonomi. Sistem perekonomian sosialis merupakan sistem perekonomian yang menghendaki kemakmuran masyarakat secara merata dan tidak adanya penindasan ekonomi. Untuk mewujudkan kemakmuran yang merata pemerintah harus ikut campur dalam perekonomian. Oleh karena itu hal tersebut mengakibatkan potensi dan daya kreasi masyarakat akan mati dan tidak adanya kebebasan individu dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Dasar yang digunakan dalam sistem ekonomi sosialis adalah ajaran Karl Marx, di mana ia berpendapat bahwa apabila kepemilikan pribadi dihapuskan maka tidak akan memunculkan masyarakat yang berkelas-kelas sehingga akan menguntungkan semua pihak. Negara yang menganut sistem ini seperti Rusia, Kuba, Korea Utara, dan negara komunis lainnya. Sistem ekonomi sosialis mempunyai ciri-ciri berikut ini.

1. Semua sumber daya ekonomi dimiliki dan dikuasai oleh negara.
2. Seluruh kegiatan ekonomi harus diusahakan bersama. Semua perusahaan milik negara sehingga tidak ada perusahaan swasta.
3. Segala keputusan mengenai jumlah dan jenis barang ditentukan oleh pemerintah.
4. Harga-harga dan penyaluran barang dikendalikan oleh negara.
5. Semua warga masyarakat adalah karyawan bagi negara.
c. Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran merupakan campuran atau perpaduan antara sistem ekonomi libmana barang itu dihasilkan, dan untuk siapa barang itu dihasilkan, akan diatasi bersama-sama oleh pemerintah dan swasta. Pada sistem ekonomi campuran pemerintah melakukan pengawasan dan pengendalian dalam perekonomian, namun pihak swasta (masyarakat) masih diberi kebebasan untuk menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang ingin mereka jalankan. Adanya campur tangan dari pemerintah bertujuan untuk menghindari akibat-akibat yang kurang menguntungkan dari sistem liberal, antara lain terjadinya monopoli dari golongan-golongan masyarakat tertentu terhadap sumber daya ekonomi. Apabila kita cermati sebagian besar negara di dunia tidak ada lagi yang menggunakan salah satu sistem ekonomi. Mereka kebanyakan mengombinasikan dari sistem-sistem yang ada sesuai dengan situasi dan tradisi negara yang bersangkutan. Misalnya saja Amerika Serikat yang sangat terkenal dengan sistem ekonomi liberalnya.
Meskipun sistem ekonomi yang mereka tetapkan berpaham liberal, namun pada kenyataannya masih ada campur tangan pemerintah, misalnya dalam hal pembuatan undang-undang antimonopoli. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai sistem ekonomi campuran, berikut ini ciri-ciri dari sistem ekonami campuran.
1. Sumber-sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah.
2. Pemerintah menyusun peraturan, perencanaan, dan menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan di bidang ekonomi
3. Swasta diberi kebebasan di bidang-bidang ekonomi dalam batas kebijaksanaan ekonomi yang ditetapkan pemerintah.
4. Hak milik swasta atas alat produksi diakui, asalkan penggunaannya tidak merugikan kepentingan umum.
5. Pemerintah bertanggung jawab atas jaminan sosial dan pemerataan pendapatan.
6. Jenis dan jumlah barang diproduksi ditentukan oleh mekanisme pasar.
Sistem Ekonomi Indonesia
Berikut ini bentuk sistem ekonomi di Indonesia dari masa Orde Baru hingga sekarang.
1. Sistem Ekonomi Demokrasi
Pada sistem demokrasi ekonomi, pemerintah dan seluruh rakyat baik golongan ekonomi lemah maupun pengusaha aktif dalam usaha mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu, negara berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan kegiatan perekonomian. Dengan demikian terdapat kerja sama dan saling membantu antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
a. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Demokrasi
Berikut ini ciri-ciri dari sistem ekonomi demokrasi:
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
4. Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan untuk permufakatan lembaga-lembaga perwakilan rakyat, serta pengawasan terhadap kebijakan ada pada lembaga-lembaga perwakilan rakyat pula.
5. Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
6. Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
7. Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
8. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
2. Sistem Ekonomi Kerakyatan
Sistem ekonomi kerakyatan berlaku di Indonesia sejak terjadinya Reformasi di Indonesia pada tahun 1998. Pemerintah bertekad melaksanakan sistem ekonomi kerakyatan dengan mengeluarkan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999, tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang menyatakan bahwa sistem perekonomian Indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan. Pada sistem ekonomi kerakyatan, masyarakat memegang aktif dalam kegiatan ekonomi, sedangkan pemerintah menciptakan iklim yang sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha. Sistem ekonomi kerakyatan mempunyai ciri-ciri berikut ini.
a. Bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan yang sehat.
b. Memerhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai keadilan, kepentingan sosial, dan kualitas hidup.
c. Mampu mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
d. Menjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja.
e. Adanya perlindungan hak-hak konsumen dan perlakuan yang adil bagi seluruh rakyat.


Pelaku Utama dalam Sistem Perekonomian Indonesia
1. Pemerintah (BUMN)

Peran pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi yaitu:
a. Kegiatan produksi
Pemerintah dalam menjalankan perannya sebagai pelaku ekonomi, mendirikan perusahaan negara atau sering dikenal dengan sebutan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2003, BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN dapat berbentuk Perjan (Perusahaan Jawatan), Perum (Perusahaan Umum), dan Persero (Perusahaan Perseroan). BUMN memberikan kontribusi yang positif untuk perekonomian Indonesia. Pada sistem ekonomi kerakyatan, BUMN ikut berperan dalam menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pelaksanaan peran BUMN tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir di seluruh sektor perekonomian, seperti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, manufaktur, pertambangan, keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik, industri, dan perdagangan serta konstruksi. BUMN didirikan pemerintah untuk mengelola cabang-cabang produksi dan sumber kekayaan alam yang strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak.
Secara umum, peran BUMN dapat dilihat pada hal-hal berikut ini:

a. Mengelola cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak.
b. Sebagai pengelola bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya secara efektif dan efisien.
c. Sebagai alat bagi pemerintah untuk menunjang kebijaksanaan di bidang ekonomi.
d. Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sehingga dapat menyerap tenaga kerja.

b. Kegiatan konsumsi
pemerintah berperan sebagai pelaku konsumsi. Pemerintah juga membutuhkan barang dan jasa untuk menjalankan tugasnya. Seperti halnya ketika menjalankan tugasnya dalam rangka melayani masyarakat, yaitu mengadakan pembangunan gedung-gedung sekolah, rumah sakit, atau jalan raya. Tentunya pemerintah akan membutuhkan bahan-bahan bangunan seperti semen, pasir, aspal, dan sebagainya. Semua barang-barang tersebut harus dikonsumsi pemerintah untuk menjalankan tugasnya. Contoh-contoh mengenai kegiatan konsumsi yang dilakukan pemerintah masih banyak, seperti membeli barang-barang untuk administrasi pemerintahan, menggaji pegawai-pegawai pemerintah, dan sebagainya.
c. Kegiatan distribusi

Selain kegiatan konsumsi dan produksi, pemerintah juga melakukan kegiatan distribusi. Kegiatan distribusi yang dilakukan pemerintah dalam rangka menyalurkan barang-barang yang telah diproduksi oleh perusahaanperusahaan negara kepada masyarakat. Misalnya pemerintah menyalurkan sembilan bahan pokok kepada masyarakat-masyarakat miskin melalui BULOG. Penyaluran sembako kepada masyarakat dimaksudkan untuk membantu masyarakat miskin memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh pemerintah harus lancar. Apabila kegiatan distribusi tidak lancar akan memengaruhi banyak faktor seperti terjadinya kelangkaan barang, harga barang-barang tinggi, dan pemerataan pembangunan kurang berhasil. Oleh karena itu, peran kegiatan distribusi sangat penting.
2. Swasta (BUMS)
BUMS adalah salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia. BUMS merupakan badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh pihak swasta. Tujuan BUMS adalah untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. BUMS didirikan dalam rangka ikut mengelola sumber daya alam Indonesia, namun dalam pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan peraturan pemerintah dan UUD 1945. BUMS dalam melakukan perannya mengandalkan kekuatan pemilikan modal. Perkembangan usaha BUMS terus didorong pemerintah dengan berbagai kebijaksanaan. Kebijaksanaan pemerintah ditempuh dengan beberapa pertimbangan berikut ini.
a. Menumbuhkan daya kreasi dan partisipasi masyarakat dalam usaha mencapai kemakmuran sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.
b. Terbatasnya modal yang dimiliki pemerintah untuk menggali dan mengolah sumber daya alam Indonesia sehingga memerlukan kegairahan usaha swasta.
c. Memberi kesempatan agar perusahaan-perusahaan swasta dapat memperluas kesempatan kerja.
d. Mencukupi kebutuhan akan tenaga ahli dalam menggali dan mengolah sumber daya alam.
Perusahaan-perusahaan swasta tersebut sangat memberikan peran penting bagi perekonomian di Indonesia. Peran yang diberikan BUMS dalam perekonomian Indonesia seperti:
a. Membantu meningkatkan produksi nasional.
b. Menciptakan kesempatan dan lapangan kerja baru.
c. Membantu pemerintah dalam usaha pemerataan pendapatan.
d. Membantu pemerintah mengurangi pengangguran.
e. Menambah sumber devisa bagi pemerintah.
f. Meningkatkan sumber pendapatan negara melalui pajak.
g. Membantu pemerintah memakmurkan bangsa.
3. Koperasi
Sesuai dengan UU No. 25 Tahun 1992 pasal 4 menyatakan bahwa fungsi dan peran koperasi seperti berikut ini.
1. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial mereka.
2. Turut serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Adapun wewenang pengurus koperasi terdiri atas hal-hal berikut ini:
1. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan
2. Memutuskan penerimaan atau penolakan seseorang sebagai anggota koperasi berdasarkan anggaran dasar koperasi.
3. Melakukan tindakan untuk kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai pengurus.
tugas-tugas koperasi seperti berikut ini:
1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan koperasi oleh pengurus.
2. Membuat laporan tertulis mengenai hasil pengawasan yang telah dilakukannya.
Supaya para pengawas koperasi dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, mereka harus diberi wewenang yang cukup untuk mengemban tanggung jawab tersebut. Pengawas koperasi mempunyai wewenang berikut seperti:
1. Meneliti catatan atau pembukuan koperasi.
2. Memperoleh segala keterangan yang diperlukan.

Zakat Sebagai Sumber kekayaan Negara


A. Pendahuluan
Zakat adalah ibadah yang memiliki dua dimensi yaitu vertikal dan horizontal. Di satu sisi zakat sebagai sarana penghambaan pada Allah, dan di sisi lain zakat sebagai kewajiban kepada sesama manusia. Zakat merupakan suatu yang sangat penting dalam ajaran Islam. Terbukti dengan adanya penyandingan perintah zakat dengan sholat di dalam Al-Qur’an sebanyak ± 82 ayat.
Abdul manan mengatakan : zakat merupakan salah satu ciri dari sistem ekonomi Islam, karena zakat merupakan salah satu implementasi azas keadilan dalam sistem ekonomi Islam.
Menurut Monzer Kahf, tujuan utama dari zakat adalah untuk mencapai keadilan sosial ekonomi. Zakat merupakan transfer sederhana dari bagian dengan ukuran tertentu harta si kaya untuk dialokasikan kepada si miskin.
Zakat merupakan alat bantu sosial mandiri yang menjadi kewajiban moral bagi orang kaya untuk membantu mereka yang miskin dan terabaikan, yang tidak mampu menolong dirinya sendiri meskipun dengan skema jaminan sosial yang ada, sehingga kemelaratan dan kepapaan dapat terhapuskan dari masyarakat muslim. Zakat tidak menghilangkan kewajiban pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan, melainkan hanya membantu menggeser sebagian tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat khususnya kerabat dekat dan tetangga dari individu yang terkait, sehingga mengurangi beban pemerintah. Jika hasil zakat tidak mencukupi, Fuqaha’ berpendapat bahwa masyarakat muslim harus memikul beban ini dan berusaha menemukan cara-cara dan alat-alat lain untuk mencapai tujuan ekonomi tersebut.
Menurut Umar Capra : zakat merupakan penopang dan tambahan meringankan beban pemerintah dalam menciptakan pemerataan dan pengurangan kemiskinan. Demikian pula zakat tidak menghalangi negara untuk mengadopsi ukuran-ukuran fiskal dan skema-skema redistribusi pendapatan serta perluasan lapangan pekerjaan dan peluang penciptaan lapangan kerja sendiri melalui bantuan modal ringan dari dana zakat itu sendiri.
Makalah ini menyoroti tentang sumber-sumber zakat dalam sistem perekonomian modern sebagai salah satu sumber kekayaan negara dalam mewujudkan masyarakat sejahtera.





B. Pembahasan
1. Pengertian
Zakat secara bahasa berarti “membersihkan” dan “berkembang”. Sedangkan menurut syara’, zakat dapat diartikan sebagai kadar harta yang tertentu, yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat.
Zakat adalah salah satu rukun Islam yang lima. Hukumnya adalah Fardlu ‘ain atas orang-orang yang cukup syarat-syaratnya. Dalam Islam Zakat terdiri dari Zakat fitrah dan Zakat mal. Zakat mal (zakat harta) mulai difardlukan pada tahun kedua hijriah, yaitu setelah kefardluan Zakat fitrah.

2. Syarat-syarat Harta yang Wajib dikeluarkan Hartanya
Islam selalu menetapkan standar umum pada setiap kewajiban yang dibebankan kepada umatnya, termasuk penetapan harta yang menjadi sumber/obyek zakat. persyaratan harta yang menjadi sumber/obyek zakat adalah:
a. Harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan halal. Artinya harta yang haram, baik substansi bendanya maupun cara mendapatkannya tidak akan dikenakan zakat. Sebagaimana yang tersebut dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah : 267.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَنفِقُواْ مِن طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُم مِّنَ الأَرْضِ وَلاَ تَيَمَّمُواْ الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنفِقُونَ وَلَسْتُم بِآخِذِيهِ إِلاَّ أَن تُغْمِضُواْ فِيهِ وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ ﴿٢٦٧﴾

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”

b. Harta tersebut berkembang/berpotensi untuk dikembangkan. Dalam terminologi fiqhiyyah, menurut Yusuf Qardawi, pengertian berkembang ada dua macam; yaitu secara kongkrit dan tidak kongkrit. Secara kongkrit maksudnya dengan cara dikembangbiakkan, diusahakan, diperdagangkan dan yang sejenis dengannya. Sedangkan yang secara tidak kongkrit maksudnya adalah harta tersebut berpotensi untuk berkembang, baik berada ditangannya maupun berada di tangan orang lain atas namanya.
c. Milik penuh, yaitu harta tersebut berada di bawah kontrol dan dalam kekuasaan pemiliknya. Di dalamnya tidak tersangkut hak orang lain dan ia dapat memilikinya.
d. Menurut Jumhur ulama’, harus mencapai nisab (batasan jumlah barang yang akan dizakati) dan haul (satu tahun lamanya dimiliki).
3. Jenis-jenis Harta yang Wajid Dizakati
a. Emas, Perak dan Uang
Nisab emas adalah 85 gram (sama dengan 20 dinar). Maka jika seseorang memiliki simpanan emas sebanyak 85 gram atau lebih, dan telah cukup haulnya (yakni satu tahun menurut kalender hijriah), wajib ia mengeluarkan zakatnya 2,5% dari jumlah emas yang dimiliki.
Sedangkan hisab perak adalah 200 dirham (atau kira-kira 592 gram). Maka jika seseorang memiliki perak sebanyak 592 gram atau lebih dan telah sampai haul-nya, wajib mengeluarkan zakatnya sebesar 2,5% dari jumlah perak yang dimilikinya.
Dan untuk nisab uang disamakan dengan emas (85 gram) dan telah sampai haul-nya. Zakatnya adalah 2,5% dari jumlah yang dimiliki.
b. Zakat Perdagangan
Mayoritas ulama’ mewajibkan pengeluaran zakat atas barang-barang perdagangan yang telah memenuhi syarat-syarat nisabnya dan haul-nya (nisab setara dengan 85 gram emas), wajib zakat 2,5% dari jumlah harta yang dimiliki.

c. Zakat Pertanian
Zakat pertanian dibagi menjadi dua : pertama, pertanian yang diairi air hujan semata-mata dan tidak memerlukan biaya lain, zakatnya adalah 10% dari hasil panen keseluruhan.
Kedua, tanaman yang diairi air sumur, sungai, dan sebagainya, zakatnya adalah 5% dari hasil keseluruhan. Adapun nisab zakt pertanian adalah 5 wasaq, atau kira-kira 653 kg.

d. Zakat Hewan Ternak
Yang dimaksud hewan ternak disini secara khusus adalah unta, sapi (atau kerbau) dan kambing. Selain ketiga hewan tersebut zakatnya disamakan dengan zakat harta perdagangan. Ketiganya wajib di keluarkan zakatnya apabila memrnuhi persyaratan :
1. jumlahnya telah mencapai nisab.
2. telah melewti mas 1 tahun (haul).
3. digembalakan di tempat pengembalaan umum. Yaitu, tidak diberi makan di kandangnya kecuali jarang sekali.
4. Tidak digunakan untuk keperluan pribadi pemiliknya. Seperti untuk mengangkut barang atau membajak sawah dan sebagainya.
Nisab Zakat unta ketika jumlahnya mencapai 5 ekor atau lebih dan Zakatnya adalah 1 ekor kambing usia 2 tahun atau domba usia 1 tahun. Sedangkan nisab sapi ( kerbau) ketika jumlahnya mencapai 30 ekor dan Zakat yang harus dikeluarkan adalah 1 ekor anak sapi (kerbau) usia 1 tahun atau lebih. Sedangkan nisab kambing (domba) adalah ketika jumlahnya mencapai 40 ekor dan zakatnya adalah 1 ekor domba berusia 1 tahun atau kambing usia 2 tahun.

4. Sumber-sumber Zakat dalam Perekonomian Modern
a. Zakat Perusahaan
Para ulama kontemporer menganalogikan zakat perusahaan kepada zakat perdagangan, karena dipandang dari aspek legal dan ekonomi, kegiatan sebuah perusahaan intinya berpijak pada kegiatan trading atau perdagangan.
Hal tersebut dikuatkan oleh keputusan seminar zakat di Kuwait, tanggal 3 April 1984 tentang zakat perusahaan sebagai berikut:
Zakat perusahaan disamakan dengan perdagangan apabila kondisi-kondisi sebagai berikut terpenuhi :
1. Adanya peraturan yang mengharuskan pembayaran zakat perusahaan tersebut.
2. Anggaran Dasar perusahaan memuat hal tersebut.
3. RUPS mengeluarkan keputusan yang berkaitan dengan hal itu.
4. Kerelaan para pemegang saham menyerahkan pengeluaran zakat sahamnya kepada dewan direksi perusahaan.

Pendapat ini berdasarkan prinsip usaha bersama yang diterangkan dalam hadis Nabi saw. tentang zakat binatang ternak yang penerapannya digeneralisasikan oleh beberapa madzhab fikih dan yang disetujui pula dalam Muktamar Zakat I. Idealnya perusahaan yang bersangkutan itulah yang membayar zakat jika memenuhi keempat kondisi yang disebutkan di atas. Jika tidak, maka perusahaan harus menghitung seluruh zakat kekayaannya kemudian memasukkan ke dalam anggaran tahunan sebagai catatan yang menerangkan nilai zakat setiap saham untuk mempermudah pemegang saham mengetahui berapa zakat sahamnya. (fatwa zakat kontemporer).
Mengingat penganalogian zakat perusahaan kepada zakat perdagangan maka pola penghitungan, nisab dan syarat-syarat lainnya juga mengacu pad zakat perdagangan. Dasar penghitungan zakat perdagangan adalah mengacu pada suatu riwayat yang diterangkan Oleh Abu Ubaid dalam kitab Al Amwal “Apabila telah sampai batas waktu untuk membayar zakat, perhatikanlah apa yang engkau miliki baik uang (kas) ataupun barang yang siap diperdagangkan (persediaan), kemudian nilailah dengan nilai uang. Demikian pula piutang. Kemudian hitunglah hutang-hutangmu dan kurangkanlah atas apa yang engkau miliki”.
Dari penjelasan diatas maka pola penghitungan zakat perusahaan adalah didasarkan pada neraca (balance sheet) dengan mengurangkan kewajiban lancar atas aktiva lancar. Metoda penghitungan ini biasa disebut dengan metoda Syar’iyyah, Metode ini digunakan di Saudi Arabia dan beberapa negara Islam lainnya sebagai pendekatan penghitungan zakat perusahaan.

b. Zakat Surat-surat Berharga
Salah satu bentuk harta yang berkaitan dengan perusahaan dan bahkan berkaitan dengan kepemilikannya adalah saham. Pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasional perusahaan. Pada setiap akhir tahum biasanya pada watku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dapatlah diketahui keuntungan (deviden) perusahaan termasuk juga kerugiannya. Pada saat itulah ditentukan kewajiban zakat terhadap saham tersebut.
Yusuf al Qaradhawi mengemukakan dua pendapat yang berkaitan dengan kewajiban berzakat pada saham tersebut. Pertama jika perusahaan itu merupakan perusahaan industri murni, artinya tidak melakukan kegiatan perdagangan maka sahamnya tidaklah wajib dizakati, Misalnya perusahaan hotel, biro perjalanan dan angkutan (darat, laut udara). Alasannya adalah saham-saham itu terletak pada alat-alat perlengkapan , gedung-gedung, sarana dan prasarana lainnya, Akan tetapi keuntungan yang ada dimasukkan ke dalam harta para pemilik saham tersebut, lalu zakatnya dikeluarkan bersama harta lainnya. Pendapat ini dikemukakan pula oleh Syaikh Abdul Rahman Isa. Kedua, jika perusahaan tesebut merupakan perusahaan dagang murni yang membeli dan menjual barang-barang, tanpa melakuakn kegiatan pengolahan, seperti perusahaan yang menjual hasil-hasil industri, perusahaan daganginternasional, perusahaan ekspor impor, maka saham-saham atas perusahaan itu wajib dikeluarkan zakatnya. Hal yang sama berlaku pada perusahaan industri dagang, seperti perusahaan yang mengimpor bahan-bahan mentah, kemudian mengolah dan menjualnya, contohnya perusahaan minyak, perusahaan pemintalan kapas dan sutera, perusahaan besi dan baja dan perusahaan kimia.
Menurut Abudurrahman Isa kriteria wajib zakat atas saham-saham perusahaan adalah perusahaan perusahaan itu harus melakukan kegiatan dagang, apakah disertai dengan kegiatan industri ataupun tidak

c. Zakat Profesi
Zakat profesi tidak dikenal dalam literatur-literatur lama. Oleh sebab itu, tentang nisab serta jumlah zakat yang wajib, menjadi bagian ijtihad ulama kontemporer, diantaranya :
Dr. Yusuf Qardawi yang menganalogikan zakat profesi dengan zakat uang, sehingga banyaknya nisab dan jumlah yang dikeluarkan juga sama seperti zakat uang.
Syaikh Muhammad Al-Ghozali yang menganalogikan zakat profesi dengan zakat hasil pertanian, yaitu 10% dari sisa pendapatan bersih.
Sedangkan Imamiyah yang menetapkan zakat profesi sebesar 20% dari hasil pendapatan bersih.

5. Esensi Distribusi dari Zakat
Zakat dalam berbagai bentuknya berfungsi membangun pajak kekayaan negara, karena mendayagunakan segala bentuk kekayaan yang ada. Tidak seperti halnya dalam pajak modern, pengaturan pengumpulan zakat begitu sederhana dan tidak memerlukan pengetahuan khusus. Pelaksanaan pemungutan zakat secara semestinya, secara ekonomi, dapat menghapuskan tingkat perbedaan kekayaan yang mencolok, serta sebaliknya dapat menciptakan redistribusi yang merata, disamping pula membantu mengekang laju inflasi. Selain perkembangan tak menentu dari peredaran uang di dalam negeri, kekurangan barang dan kecepatan peredaran uang, distribusi kekayaan yang tidak tepat dan tidak merata dapat pula mengakibatkan timbulnya laju inflasi dan kehancuran pasar.
Zakat merupakan penopang dan tambahan meringankan beban pemerintah dalam menciptakan pemerataan dan pengurangan kemiskinan. Demikian pula zakat tidak menghalangi negara untuk mengadopsi ukuran-ukuran Fiskan dan Skema-skema redistribusi pendapatan serta perluasan lapangan pekerjaan dan peluang penciptaan lapangan kerja sendiri melalui bantuan modal ringan dari dana zakat itu sendiri.
Zakat tidak menghilangkan kewajiban pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan, melainkan hanya membantu menggeser sebagian tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat khususnya kerabat dekat dan tetangga dari individu yang terkait, sehingga mengurangi beban pemerintah. Tidaklah realistis mengharapkan pemerintah untuk memikul seluruh beban kesejahteraan ini. Jika hasil zakat tidak mencukupi, Fuqaha’ berpendapat bahwa masyarakat muslim harus memikul beban ini dan berusaha menemukan cara-cara dan alat-alat lain untuk mencapai tujuan ekonomi tersebut.
6. Esensi Pendayagunaan Zakat
Pendayagunaan zakat akan mendorong investasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, dengan dikenakannya zakat terhadap kekayaan maka kekayaan yang ditabung akan segera diaktifkan atau diinvestasikan. Dan secar tidak langsung, zakat dapat meningkatkan konsumsii barang dan jasa pokok sebagai akibat meningkatnya pendapatan fakir-miskin. Dengan meningkatnya permintaan barang dan jasa ini akan merangsang produksi barang dan jasa yang berarti juga meningkatkan investasi terutama terhadap barang dan jasa pokok.
Departemen Agama Republik Indonesia menyebutkan bahwa tujuan dan sarana zakat hendaknya digunakan untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat miskin, pendidikan dan beasiswa, membantu mengatasi ketenagakerjaan dan pengangguran, membantu dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, pemeliharaan anak-anak terlantar serta pembangunan dan pemeliharaan sarana ibadah.
Sangatlah disayangkan jika program-program diatas hanya tertulis rapi diatas kertas, ditambah dengan kesadaran umat yang masih rendah dalam pembayaran zakat. Dengan demikian upaya menumbuhkan kesadaran umat untuk membayar zakat menjadi prioritas utama. Karena, program-program yang dapat meningkatkan kesejahteraan tidak akan berjalan dengan maksimal jika kesadaran yanng dimiliki para Hartawan masih rendah dalam masalah zakat. Selain itu fungsionalisasi Amil zakat melalui program-program kemasyarakatan yang jelas adalah keharusan. Selain itu diperlukan pemikiran lebih lanjut, bagaimana agar setiap program zakat yang ada memiliki dampak atau pengaruh yang luas dan strategis (berdaya guna). Sehingga dapat meninngkatkan kesejahteraan dan lebih mendekatkan jarak antara muzaky dan mustahiq


C. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Zakat mempunyai potensi untuk turut membantu pencapaian sarana pembangunan nasional.
2. Dana zakat berpotensi besar untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat jika disalurkan secara terprogram dalam rencana pembangunan nasional.
3. Agar dana zakat itu dapat disalurkan secara tepat, efisien, dan efektif sehingga dapat mencapai tujuan zakat itu sendiri, yaitu seperti meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pengumpulan zakat dan pendistribusian yang terpisah-pisah baik yang dilakukan sendiri maupun lembaga amil zakat dapat ditingkatkan lagi apabila pengumpulan dan pengelolaannya dilakukan oleh negara melalui perangkat-perangkatn

Matahari dalam 3 dimensi



Dari Bumi, Matahari terlihat bagai bola kuning yang menyilaukan. Meski menampilkan wajah beda, foto-foto sang surya yang diambil satelit luar angkasa masih dua dimensi.

Dan, pada Minggu 6 Februari 2011 terbukti: Matahari berbentuk bola. Satelit milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berhasil mengambil gambar Matahari secara tiga dimensi.

“Ini adalah untuk pertama kalinya kita bisa melihat aktivitas manusia secara utuh dalam tiga dimensi,” kata Angelos Vourlidas, ilmuwan STEREO di Laboratorium Angkatan Laut, Washington, DC, seperti dimuat situs NASA.

Ini, tambah dia, adalah peristiwa besar dalam bidang fisika Matahari. “STEREO menguak wajah asli Matahari– bola plasma panas dengan medan magnet mirip tenunan rumit,” tambah dia.

NASA mengirimkan dua satelit Solar Terrestrial Relations Observatory (STEREO) ke dua posisi Matahari secara berlawanan. Masing-masing mengambil foto Matahari 180 derajat. Dua gambar itu lalu digabungkan menjadi satu, membentuk bola merah membara.



Untuk merilisnya ke publik, NASA memilih waktu yang bertepatan dengan momentum laga Superbowl saat Greenbay Packers melawan Steelers.

Dengan melihat gambaran utuh Matahari diharapkan akan berperan dalam pemantauan cuaca Bumi. Juga diyakini akan membantu terwujudknya impian manusia mengirimkan armada penjelajah langit ke seluruh tata surya.

STEREO diluncurkan pada 2006, tugasnya adalah untuk melacak aliran energi dan materi Matahari ke Bumi. Satelit ini juga menyediakan gambar sistem Matahari-Bumi yang unik dan revolusioner. Misi mengambil gambar utuh Matahari secara tiga dimensi telah dilakukan sejak 2007.

Pada 2009, si kembar STEREO berhasil mengambil gambar struktur letusan di korona Matahari (coronal mass ejections) yang diyakini bisa berakibat negatif ke Bumi. Diperkirakan terjadi 2013 mendatang, peristiwa badai Matahari diperkirakan akan mengganggu komunikasi, navigasi, satelit, dan pembangkit listrik di Bumi.



STEREO dibangun dan didesain oleh para ilmuwan dari sejumlah negara, AS, Inggris, Prancis, Jerman, Belgia, Belanda, dan Swiss.

Kepada Telegraph, ilmuwan Inggris Dr Chris Davis yang terlibat dalam proyek STEREO mengatakan hasil kerja dua satelit itu sangat memuaskan. “Saya sangat gembira langkah maju ini, saya membayangkan di masa depan, observasi Matahari akan makin unik.”

Sementara, pada The Guardian, ilmuwan Laboratorium Rutherford Appleton, Oxfordshire, Richard Harrison mengatakan hasil gambar STEREO akan mengubah persepsi orang terhadap Matahari.

“Matahari bukan lingkaran kuning seperti banyak orang kira,” kata dia. “Ini sangat kompleks, dengan gambaran tiga dimensi, esensi untuk cara kerjanya,” kata dia.

500 Juta planet


Para ilmuwan antariksa mengadakan sensus kosmik pertama di galaksi Bima Sakti. Hasilnya, diperkirakan ada 50 miliar planet di galaksi tersebut.



Setidaknya ada 500 juta planet di wilayah yang tidak terlalu panas dan tidak tidak terlalu dingin di mana mungkin ada kehidupan. Perkiraan jumlah ini didasarkan hasil sementara yang diperoleh teleskop pemburu planet, Kepler milik Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA.

Ilmuwan Kepler, William Borucki, mengatakan, jumlah planet tersebut diperoleh dari pengamatan zona kecil di langit malam, lalu membuat estimasi dengan dasar asumsi, setiap bintang memiliki sejumlah planet. Kepler menghitung planet-planet tersebut saat melintas antara Bumi dan orbit bintang.

Sejauh ini, Kepler telah menemukan 1.235 kandidat planet yang diperkirakan bisa menopang kehidupan, 54 di antaranya berada di zona Goldilocks. Misi Kepler bukan untuk memeriksa setiap planet, namun memberi gambaran pada para astronom tentang jumlah planet, khususnya yang berpotensi ditinggali makhluk hidup.

Borucki dan rekan-rekannya menggambarkan, satu dari dua bintang memiliki planet, dan satu dibanding 200 bintang memiliki planet yang berpotensi ditinggali makhluk hidup. Estimasi ini diumumkan dalam konferensi tahunan American Association for the Advancement of Science, Sabtu 19 Februari 2011.

Ini baru perkiraan minimum, sebab bintang-bintang tersebut bisa memiliki lebih dari satu planet. Kepler pun belum mampu melihat planet-planet di sisi luar bintang.

Misalnya, jika Kepler berjarak 1.000 tahun cahaya dari Bumi dan melihat ke Matahari, ketika Venus melintas, hanya ada kemungkinan 1:8 Kepler melihat Bumi.

Untuk mendapatkan estimasi total jumlah planet, para ilmuwan menggunakan frekuensi yang telah diterapkan dan mengaplikasikannya ke beberapa bintang di Bima Sakti.

Sebelum sensus dilakukan, para ilmuwan berasumsi, ada 100 miliar bintang di Bima Sakti, sementara itu, tahun lalu, para astronom Universitas Yale, memperkirakan ada 300 miliar bintang.

Jumlah sebanyak itu hanya ada di galaksi Bima Sakti. Bayangkan jumlah seluruh planet di alam semesta. Apalagi, jumlah galaksi diperkirakan ada 100 miliar.

Borucki mengatakan, kalkulasi teranyar berdasar sensus ini akan mengantarkan kepada pertanyaan, adakah kehidupan lain di luar sana. “Pertanyaan berikutnya, mengapa mereka tidak mengunjungi kita di Bumi,” kata Borucki, seperti dimuat Associated Press, Minggu 20 Februari 2011. Jawabannya? “Saya tidak tahu,” tukas dia.

Serikat Pekerja Dan perundingan Kolektif

Serikat pekerja adalah organisasi para pekerja yang dibentuk untuk mempromosikan atau menyatukan pendapat, melindungi,dan memperbaiki, melalui kegiatan kolektif, kepentingan-kepentingan social, ekonomi dan politik para anggotanya. Tujuan dan pentingnya serikat pekerja yaitu serikat pekerja membantu perusahaan melalui kerjasama dalam usaha-usaha bersama dipekerjaan, seperti program kerja kelompok atau Scanlon plan, yang memunginkan perusahaan melakukan usaha-usaha penyelamatan, terutama dimasa masa sulit, namun tetap menguntungkan dan kompetitif. Kondisi yang menyebabkan para pekerja bergabung dengan dengan serikat pekerja antara lain:
1. Ketidakpuasan
2. Kurannya kekuasaan (kekuatan)
3. Serikat pekerja sebagai alat.
Perundingan kolektif adalah suatu proses yang para wakil dua kelompok bertemu dan bermaksud untuk merundingkan suatu perjanjian yang mengatur hubungan kedua pihak diwaktu akan datang. Memutuskan suatu masalah yang ada tergantung pada hal-hal berikut:
1. Kualitas hubungan serikat dengan menejemen
2. Proses yang dilakukan oleh buruh dan menejemen
3. Strategi perundingan menejemen dalam perundingan kolektif
4. Strategi serikat pekerja dalam perundingan kolektif.
Hubungan serikat pekerja dengan menejemen terdiri dari dua bagian, pertama hubungan yang berseberangan (adversarial relationship), kedua hubungan kooperatif (cooperative relationship). Dikarenakan hubungan fungsional antara serikat pekerja dengan menejemen seringkali etrjadi kerenggangan maka hal yang harus dilakukan yaitu dengan melakukan perundingan. Lima jenis yang perundingan yang dilaksanakan dalam negosiasi yaitu: perundingan distributive, perundingan integrative, perundingan konsesioner, perundingan berkesinambungan dan perundingan intraorganisasional.
Persiapan perundingan
Strategi menejemen;
1. Mempersiapkan usulan perubahan dalam bahasa kontrak
2. Menetapkan standar umum paket ekonomi yang diantisipasi perusahaan untuk ditawarkan selama perundingan.
3. Mempersiapkan data statistic dan data pendukung yang akan digunakan perusahaan selama proses negosiasi
4. Mempersiapkan buku yang akan dipakai oleh para negosiator perusahaan.
Strategi serikat pekerja:
1. Kondisi keuangan perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk membayar
2. Sikap menejemen terhadad berbagai hal, seperti tercermin dalam negosiasi yang telah llewat dan tampak dari negosiasi-negosiasi dalam perusahaan-perusahaan serupa.
3. Sikap dan keinginan para pekerja.

Penyelesaian konflik
Berikut ini ada beberapa hal yang akan dilakukan oleh serikat pekerja untuk menanggapi ketidaksepakatan menejemen dalam perundingan kolektif:
1. Pemogokan (strikes)
2. Pelambatan pekerjaan (slowdown)
3. Boikot
4. Picketing
5. Kampanye perusahaan

Keselamatan Dan Kesehatan Karyawan

Keselamatan dan kesehatan karyawan menunjuk pada kondisi fisiologis fisik dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh linkunagn perusahaan. Kondisi fisiologis fisik meliputi penyakit-penyakit dan kecelakaan kerja. Sedangkan kondisi-kondisi psikologis diakibatkan oleh stress pekerja dankehidupan kerja yang berkualitas rendah
Lingkungan kerja yang aman dan sehat akan menghasilkan peningkatan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang, peningkatan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen, fleksibilitas dan adaptasi yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi dan rasa kepemlikian, penurunan biaya kesehatan dan asuransi, rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan.
Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja
Berikut ini penyebab kecelakaan kerja.
1. Kecerobohan personal
2. Lingkungan fisik
3. Kecenderungan terjadinya kecelakaan (accident promenes)
4. Kehidupan kerja yang berkualitas rendah
Program untuk meningkatkan keselamatan organisasional
Adapun empat hal yang dapat disajikan agar program keselamatan dapat terlaksana dengan sukses:
1. Harus ada ketulusan dalam memberikan dukungankepada menejemen puncak dan menengah
2. Harus ditetapkan secara jelas bahwa keselamatan merupakan tanggung jawab manajer operasional
3. Sikap yang positif terhadap keselamatan harus ada dan dijaga.
4. Seseorang atau departemen sebaiknya bertanggung jawab ata program keselamatan dan bertanggung jawab atas program keselamatan dan bertanggung jawab untuk operasionalnya.
Berikut ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempromosikan keselamatan:
1. Diusahakan agar pekerjaaan memiliki daya tarik
2. Menetapkan komite keselamatan yang terdiri dari karyawan operasional dan mewakili manajemen
3. Perlu diadakan kontes keselamatan karyawan.
4. Catatan keselamatan perlu dipublikasikan
5. Menggunakan majalah dinding untuk setiap departemen diorganisasi.
6. Memberikan dorongan kepada karyawan, termasuk supervisor dan manajer untuk memiliki harapan yang tinggi atas keselamatan.
7. Mengadakan program latihan keamanan dan pertemuan secara periodic.
Menetapkan program pelatihan keselamatan
Berikut ini ada beberapa tahap dasar bila menetapkan program pelatihan keselamatan:
1. Melakukan penilain atas kebutuhan-kebutuhan pelatihan dengan cara memeriksa catatan kecelakaan dan membicrakan kepada kepala departemen tentang kebutuhan-kebutuhan yang mereka persepsikan
2. Mengukur tingkat keterampilan keselamatan karyawan
3. Merancang suatu program untuk menyelesaikan suatu masalah
4. Sekali menejemen puncak menerima filosofi keselamatan, para manajer linidiberitahkan tentang masalah-masalah keselamatan melalui organisasi
5. Evaluasi keefektifan program
6. Perlu meninjau kembali program secara periodic dan membuat penyesuaian untuk dicocokkan dengan standar keselamatan yang baru.
Kesehatan karyawan
Klasifikasi penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan di kategorikan kedalam tujuh kategori yaitu:
1. Kanker dan tempat kerja
2. Stress ditempat kerja
3. Job burnout.

Tunjangan Dan Pelayanan Karyawan

Tunjangan dan pelayanan karyawan adalah sejumlah imbalan yang diterima karyawan sebagai anggota organisasi yang biasanya tidak dikaitkan dengan prestasi kerja. Tujuan pokok pemberian pemberian tunjangan adalah untuk mempertahankan karyawan organisasi jangka panjang.
Pada umumnya program-program penyediaanpaket benefits dan pelaayanan karyawan dapat dikelompokkan menjadi lima kategori yakni:
1. Pembayaran saat tidak bekerja (paid leave)
Paid leave dikelompokkan kedalam dua kategori yakni:
a. Waktu pekerja tidak bekerjka diluar kantor ( off the job)
b. Waktu pekerja tidak bekerja didalam kantor ( on the job)
2. Program perlindungan pribadi (swasta)
Tunjangan perlindungan pribadi meliputi;
a. Tunjangan perawatan kesehatan yang terdiri dari program asuransi dan program bantuan karyawan
b. Program pemeliharaan kesehatan ( vellness program)
3. Tunjangan siklus hidup
Tunjangan siklus kehidupan mencakup:
a. Pelayanan pengasuhan anak
b. Tunjangan pendidikan
c. Tunjangan perumahan
d. Pelayanan perawatan lannsia
e. Tunjangan adopsi dan tunjangan melahirkan
4. Pembayaran kompensasi diisyaratkan secara legal
Program dan perlindungan dirancang untuk membantu para karyawan penyandang cacat dan keluarga mereka, apabila pendapatan mereka dihentikan.
5. Program-program pelayanan karyawan lainnya.
Adapun kegiatan-kegiatan pelayanan perusahaan dapat berupa:
a. Program-program rekreasi
b. Kafetaria
c. Program pemberian uang makan (untuk makan siang)
d. Koperasi pegawai
e. Konseling financial
f. Bantuan hukum
g. Program pemberian beasiswa bagi anak-anak karyawan
h. Penyediaan dokter dan perawat di perusahaan
i. Penyediaan tenaga psikolog perusahaan
j. Tunjangan hari raya dan bingkisan lebaran
k. Tunjangan duka cita
l. Penyediaan fasilitas ibadah dalam lingkungan perusahaan.

Pembayaran Berdasarkan Kinerja

Pembayaran berdasarkan kinerja terpusat pada nilai kontribusi kinerja individu, tim, atau unit organisasi. Pembayaran berdasarkan kinerja selain bertujuan untuk mencapai sasaran strategis, juga guna menegakkan norma-norma organisasi, untuk memotivasi kinerja, dan mengakui kontribusi perbedaan.
Keputusan strategis dalam mendesain system pembayaran berdasarkan kinerja
Keputusan ini meliputi keputusan metode yang digunakan untuk menghubungkan pembayaran dengan kinerja. Metode itu antara lain:
a. Metode untuk menghubungkan pembayaran dengan kinerja. Meliputi:
1. Program pembayaran berdasarkan mutu
2. Program pembayaran insentif
3. Program pembayaran berdasarkan penghasilan atas resiko ( earning at Risk)
b. komisi
komisi mengacu pada pembayaran yang didasarkan pada presentase harga jual produk. Komisi ini terdiri dari:
1. Komisi langsung
2. Program gabungan
c. pembayaran saham
pembayaran saham meliputi:
1. Stock options
2. Restricted stock grants
3. Phantom stock
4. Piecework plan
5. Standard hour plan
d. program insentif eksekutif (executive incentive plan)
terdiri dari :
1. Insentif tim
2. Pembagian keuntungan (profit sharing)
3. Bagi hasil ( gain sharing)
Terdapat tiga Program bagi hasil yaitu:
a. Program generasi pertama( first generation plans)
b. Program generasi kedua ( second generation plans)
c. Program generasi ketiga (third generation plan)

Kompensasi Karyawan

Kompensasi adalah seluruh extrinsic reward yang diterima oleh karyawan dalam bentuk upah atau gaji, insentif atau bonus dan beberapa tunjangan lainnya. Extrinsic reward adalah imbalan yang dikontrol dan didistribusikan secara langsung oleh organisasi dan sifatnya berwujud.upah atau gaji pokok adalah pembayaran yang diterima karyawan secara bulanan, mingguan atau setiap jam sebagai hasil pekerjaan mereka. Intensif adalah imbalan yang ditambahkan trehadap upah atau gajidan biasanya berkaitan langsung dengan prestasi kerja. Sedangkan benefits adalah imbalan yang diterima karyawan sebgai hasil sebagai hasil dari pekerjaan dan posisi mereka dalam organisasi. Pembayaran (pay) adalah penerimaaan karyawan secara nyata sebagai hasil dari pekerjaan mereka.
Tujuan dan pentingnya kompensasi
Kompensasi mempunyai tujuan utama yaitu:
1. Menarik pelamar kerja yang potensial
2. Mempertahankan karyawan yang baik
3. Meraih keunggulan kompetetif
4. Meninhkatkan produktifitas
5. Melakukan pembayaran sesuai dengan hukum yang berlaku
6. Menjamin keadilan
7. Memudahkan sasaran strategis
faktor yang berperan dalam penentuan kompensasi
1. Lingkungan eksternal
Tiga kekuatan eksternal yang secara langsung membentuk keputusan desain kompensasi adalah pasar tenaga kerja, undang-undang ketenagakerjaan, serikat pekerja
2. Lingkungan internal
Aspek yang mempengaruhi dilingkungan internal yaitu daur hidup organisasi, budaya organisasi, kesediaan untuk membayar, kemampuan untuk membayar.
Keadilan pembayarandimensi keadilan yang diprtimbangkan untuk memperhatikan keadilan pembayaran antara lain:
1. Keadilan internal
Besarnya kompensasi harus dikaitkan dengan nilai relative pekerjaan-pekerjaan dan pembayaran karyawan satu dibandingkan dengan pembayaran karyawan yang lain didalam organisasi yang sama.
2. Keadilan eksternal
Menyangkut pembayaran kepada para karyawan ditingkat yang layak atau sama dengan pembayaran yang diterima para karyawan yang serupa dengan perusahaan-perusaan yang lain.
Evaluasi pekerjaan
Evaluasi pekerjaan adalah berbagai prosedur sistematik untuk menentukan nilai relative pekerjaan-pekerjaan. Sasaran lansung evaluasi pekerjaan adalah untuk mendapatkan keadilan atau konsistensi internal dan eksternal dalam melakukan penilaian pekerjaan terdapat sejumlah pesyaratan yang harus dipenuhi yaitu:
1. perusa haan harus mempunyai deskripsi dan spesifikasi setiap pekerjaan yang jelas dan akurat untuk memberikan data tentang faktor yang diukur.
2. Suatu keputusan harus diambil dengan memperhatikan kelompok atau golongan karyawan dan pekerjaaan yang dicakup oleh system evaluasi tunggal.
3. Perlunya gagasanevaluasi pekerjaan diketahui oleh semua karyawan dlam system.
Metode evaluasi pekerjaan dan konvensional
1. Job ranking method
Dalam metodeini panitia evaluasi pekerjaan menyusun pekerjaan yang paling sederhana sampai paling sulit.
2. Job classification method
Ada beerapa tahap yang dilakukan untuk membuat proses ini mudah yaitu:
a. Mempersiapkan deskripsi yang lengkap dan akurat
b. Perusahaan membuat deskripsi patokan atau standar untuk kelompok pekerja yang akan digunakan untuk menilai pekerjaan yang ada.
c. Deskripsi standar dibandingkan dengan deskripsi pekerjaan untuk menetukan kelas atau grade pekerjaan.
3. Point method
Metode yang menggunakan skala poin kuantitatif untuk mengevaluasi pekerjaan pada fakto-faktor dasar. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain;
a. Memilih pekerjaan-pekerjaan kunci
b. Menetapkan faktor-faktor yang dapat dikompensasi (compensable factors)
c. Menetapkan bobo atau poin pada faktor-faktor.
4. Factor comparison method
Metode perbandingan faktor adalahtekhnik evaluasi pekerjaan yang menggunakan skala moneter untuk mengevaluasi pekerjaan pada faktor-faktor dasar.
5. Hay guide chart profile method
System hay mengandalkan tiga faktor utama yang bisa dikompensaasi, faktor tersebut adalah pemecahan masalah, kecakapan tekhnik, pertanggungjawaban. Sedangkan metode hay guide chart profile tidak mencerminkan nilai-nilai organisasi tertentu yang sesungguhnya.
Pendekatan-pendekatan baru terhadap struktur pengupahan atau gaji pokok
Ada tiga pendekatan terhadap struktur pengupahan gaji atau poko yaitu:
1. Pembayaran berdasarkan keterampilan
2. Pembayaran berdasarkan kompensasi (competency based pay)
3. Broadbanding.

Penilain Kerja

Focus dari penilaian kerja adalah untuk mengetahui seberapa produktif seorang karyawan dan apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif dimasa akan datang, sehingga karyawan, organisasi, dan masyarakat memperoleh manfaat. Tujuan dan pentingnya penilaian kerja dapat dikelompokkan kedalam empat kategori yaitu:
1. Evaluasi yang menekankan perbandingan antar orang.
2. Pengembangan yang menekankan pada adanya perubahan dalam diri seseorang sepanjang waktu.
3. Pemeliharaan system
4. Dokumentasi. Meliputi:
- Dokumentasi keputusan-keputusan menejemen sumber daya manusia
- Pemenuhan persyaratan legal menejemen sumber daya manusia
- Kinerja untuk pengujian validasi.
Kegiatan system manajemen kerja
System manajemen kinerja merupakan seluruh kegiatan yang mendukung perkembangan dan pemanfaatan penilaian kinerja. Seberapa baik system tersebut terlaksana, sedikit banyak tergantung pada seberapa baik orang-orang melakukan kerja sama ketika memutuskan:
1. Apa yang harus dievaluasi
Pengevaluasian kinerja yang diharapkan serignkali lebih didasarkan pada perilaku keanggotaan organisasi daripada jabatan kinerja itu sendiri, tetapi tidak kalah pentingnya unntuk diukur dan berusaha ditingkatkan.
2. Kapan melakukan evaluasiperiode evaluasi mungkin juga tergantung pada tujuan penilaian. Untuk tujan komunikasi dan evaluasi, fokusnya harus pada kinerja karyawan saat ini selama satu periode kinerja. Untuk itu ada dua model atau system yang digunakan untuk melakukan penilaian yaitu:
- Anniversary model. Disini karyawan dievaluasi sejak dia bergabung dengan organisasi.
- Focal point system. Dalam system ini seluruh karyawan dinilai pada waktu yang kira-kira sama, biasanya pada akhir tahu fiscal maupun kalender.
3. Siapa yang harus melakukan evaluasi
Ada beberapa pihak yang bertindak sebagai penilai yakni:
a. Atasan Langsung
b. Penilaian oleh diri sendiri.
c. Penilaian oleh rekan sejawat atau anggota tim.
d. Penilaian keatas atau penilaian terbalik
e. Penilain pelanggan
f. Pemantauan computer.
Metode penilaian kinerja
Berbagai metode penilaian kinerja adlah sebagai berikut.
1. Penetapan tujuan (goal setting) atau manajemen berdasarka sasaran (management by objectives= MBO).
Proses MBO meliputi tahap-tahap berikut:
a. Penetapan sasaran atau penetapan tujuan yang jelas.
b. Menegmbangkann suatu rencana tindakan yang menunjukkan bagaimanasasaran dicapai.
c. Mengizinkan para karawan untuk menerapkan rencana tindakan.
d. Mengukur pencapaian sasaran
e. Melakukan tindakan koreksian bila diperlukan.
f. Menerapkan sassaran baru untuk masa depan yang akan datang.
2. Multi-rater assessment (or 360-degree feedback).
Dengan metode ini para manager, teman kerja, pelanggan, pemasok atau kolegadiminta uintuk mengisi kuosioner yan g diperuntukkan kepada karyawan. Yang dinilai. Karyawan yang dinilai juga diminta untuk mengisi kuesioner, dan hasilnya kan diberikan kepada departemen sumber daya manusia untuk diketahui bagaimana opini mereka berbeda dari yang lainnya.
3. Pendekatan standar kerja
Metode ini didasarkan pada factor-faktor yang obyektif, dan metode ini biasanya digunakan utnuk mengevaluasi karyawan dibagian produksi.
4. Penilaian berbentuk uraian.
Suatu metode penilaian prestasi yang pihak penilai mempersiapkan suatu pernyataan berbentuk tulisan yang menggambarkan kekuatan, kelemahan dan prestasi masa lalu setiap karyawan.
5. Penilain peristiwa kritis (critical-incident appraisal)
Metode ini didasarkan padacatatan-catatan penilai yang menggambarkan perilaku karyawan yang memuaskan atau tidak memuaskan dalam kaitannya dengan pelaksanaan kerja. Catatan-catatan ini disebut peristiwa kritis.
6. Skala penilaian grafik
Dengan metode ini pihak penilai memberikan penilaian kepada karyawan yang didasarka pada factor-faktor kuantitas pekerjaan, ketergantungan, pengetahuan tentang pekerjaan, kehadiran keakuratan kerja dan kerja sama.
7. Checklist
Metode checklist ini, rater membat catatan ya atau tidak terhadap sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan perilaku karyawan, serta metode ini dimaksudkan untuk mengurangi beban penilai.
8. Skala rating yang diberi bobot menurut perilaku (behaviorally anchored ratting scale ( BARS))
BARS secara normal dikembangkan melalui sejumlah pertemuanyang dihadiri oleh para manager dan pemegang jabatan.tahap-tahap yang dilakukan yaitu:
a. Mengidentifikasi dimensi-dimensi pekerjaan.
b. Menulis sebanyak mungkin bobot-bobot keperilakuan terhadap masing-masing dimensi pekerjaan.
c. Mencapai consensus yanhg berfokus pada nilai skala yang untuk digunakan dan mengelompokkan bobot pernyataan untuk masing-masing nilai skala.
9. Penilaian pilihan paksaan (forced-choice rating)
Metode ini mensyaratkan pengevaluasi menyusun seperangkat pernyataan yang menggambarkan bagaimana seorang karyawan menyelesaikan tugas dan tanggungjawab pekerjaannya.
10. Metode ranking
Berikut ada tiga macam metode rangking yang biasa digunakan:
a. Peringkat penggantian
b. Rangking perbandingan berpasangan
c. Metode distribusi paksaan.
Kesalahan-kesalahan dalam penilaian kinerja
Beberapa kesalahan potensial yang telah diidentifikasi dalam penilaian kinerja yaitu:
1. Kecenderungan terpusat ( central tendency)
Kesalahan ini dikarenakan kemungkinan penilai mempunyai rentang pengawasan yang luas, sehinggan memiliki kesempatan yang sedikit dalam mengamati perilaku karyawan.
2. Kesan ( kejadian-kejadian) terakhir (recency of events)
Penilai mungkin mengabaikan kinerja karyawan sepanjang kurun waktu penilaian sampai mendekati saat penilaian.
3. Halo dan Horn
Kesalahan halo dan Horn terjadi dengan kecenderungan memikirkan seseorang secara umum kurang baik atau buruk, yang tercermin dalam penilaian kinerja tertentu sebagai baik ataupun buruk.
4. Kelunakan (leniency)
Kesalahan ini disebabkan oleh kecenderungan penilai utnuk terlalu mudah memberika nilai bagus dalam evaluasi kenerja karyawan, daripada yang seharusnya diperoleh.
5. Keketatan (strickness)
Penilai yang belum bepengalaman atau tidak dikenal dengan kendala lingkunganterhdap kinerja, dan penilai yang dirinya sendiri menerima penilaian yang rendah, kemungkinan besar akan memberikan penilaian yang ketat.
Strategi untuk meningkatkan keakuratan penilai
Berikut ini strategi-strategi yang dapat dilakukan:
1. Merancang system penilaian yang efektif
Proses penilaian harus mempunyai sifat-sifat:
 Tiap dimensi kerja tertuju pada satu aktivitas dan bukan sekelompok aktivitas
 Tiap dimensi kinerja dinilai secara terpiisa, kemudian angkanya dijumlahkanuntuk menentukan penilaian keseluruhan.
 Penilai dapat mengamati perilaku karyawanyang dinuilai secara teratur pada saat pekerjaan sedang diselesaikan.
 Penilai dilatih untuk menghindari kesalahan-kesalahan.
 Penilai dilatih memiliki kerangka acuan umum.
2. Menyediakan bantuan ingatan
Catatan harian perilaku dan arsip peristiwa-peristiwa penting adalah bantuan ingatan yang bermanfaat.
3. Penilai diberikan suatu pelatihan
Program pelatihan yang komprehensif dapat meliputi tahap-tahap sebgai berikut:
 Penilai diberi uraian pekerjaan dan didinstruksikan untuk mengidentifikasi criteria yang tepat untuk mengevaluasi pekerjaan.
 Evaluasi penilai dibandingkan satu sama lain dan dibandingkan dengan pakar pekerjaan.
 Sebuah videotape baru diperlihatkan, didikuti dengan pemberian penilaian yang independen.
 Proses tersebut berlangsung terus menerus sampai tercapai kesepakatan.
4. Meningkatkan kemampuan diri.
Pelatih harus dilatih untuk kenjadi kritis, kemampuan diri dapat ditingkatkan melalui pengamatan terhadap keberhasilan orang lainmenangani proses penilaian, mempraktekkan perilaku, dan menerima pengarahan dan umpan balik bagaimana melakukannya dengan baik.
5. Member penghargaan untuk penilaian yang akurat dan tepat waktu.
Kemungkinan penyebab ketidakakuratan penilai, khususnya kelunakan adalah kurangnya motivasi penilai. Tanpa penghargaan, penilai mungkin akan melakukan penilaian yang tidak akurat.
6. Membagi tanggung jawab
Adanya pembagian tanggung jawab akan memberikan kesempatan tiap penilai untuk mengevaluasi lebih akurat.